Penggunaan jasa penembak jitu untuk memburu tikus mulai menjadi tren di kalangan petani saat ini seperti di Ngawi, Jawa Timur.
- Usai Isbat Nikah, Kakek ini Akhirnya Punya Buku Nikah Setelah 44 Tahun
- Plt Wali Kota dan Forpimda Surabaya Disuntik Vaksin Tahap Dua, Warga Diminta Tak Takut Divaksin
- Terpilih Jadi Paskibraka Nasional, Siswi SMA 2 Pare Terima Hadiah dari Bupati Mas Dhito
Pemberantasan hama pertanian dengan cara itu jauh lebih aman daripada memasang jebakan kabel listrik yang justru membahayakan nyawa orang.
Salah satu pengguna jasa penembak jitu atau sniper, Harianto warga Desa Teguhan, Kecamatan Paron, Ngawi, mengatakan, metode itu cukup efektif mengurangi populasi hama pertanian jenis hewan pengerat tersebut. Para penembak jitu disewanya dengan hitungan akan dibayar setiap ekor tikus.
"Karena merajalela terpaksa kita pilih penembak untuk membasmi tikus. Kejadian seperti ini sudah mulai tanaman padi tumbuh sekitar umur satu bulan," ungkap Harianto dikutip Kantor Berita RMOLKatim, Rabu, (12/1).
Ia menjelaskan, untuk tiap tikus yang berhasil ditembak mati, dihargai Rp 3.000. Para penembak jitu berasal dari komunitas pehobi senapan angin maupun warganya yang mahir membidik. Sebenarnya, petani memiliki cara lain memberantas tikus sawah, yakni dengan memelihara burung hantu.
Setiap malam, kata Harianto, para penembak jitu berhasil menembak mati tikus antara 30 - 50 ekor.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Komisi I DPRD Banyuwangi Menerima Hearing Korban KM Mutiara Timur I yang Tenggelam di Selat Lombok
- Workshop Persiapan Penilaian Mandiri SPIP, Wali Kota Malang Tekankan Perangkat Daerah Harus Bersinergi
- Terbitkan SE PPKM Darurat, Bupati Jember Instruksikan Baca Sholawat Nariyah Dan Bardah