Pemilihan Presiden 2024 dinilai menjadi kesempatan satu-satunya bagi Megawati Soekarnoputri untuk mengusung Puan Maharani. Tahun 2024 ini juga menjadi momentum Mega menjaga trah Soekarno dengan menjadikan Puan sebagai Presiden RI.
- KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden Dan Wapres RI, Gus Fawait: Kemenangan Rakyat Indonesia
- Jelang Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres 2024, Khofifah : Insya Allah Prabowo-Gibran Menang
- Elektabilitas Anwar Sadad Sebagai Cagub Jatim Tembus 9%, ARCI Beberkan Faktornya
Demikian disampaikan Direktur Visi Indonesia Strategis, Abdul Hamid berkenaan dengan peta politik PDI Perjuangan yang hingga kini belum final mengusung capres-cawapres 2024.
"Bagaimanapun, Megawati sudah mulai sepuh. Energinya sudah sangat terbatas," kata Abdul Hamid melansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (17/6).
Apalagi, Abdul Hamid melihat akar rumput internal partai banteng mulai ada pembelahan.
Di pasukan bawah, suara PDIP terbelah lantaran ada stigma perbedaan jagoan Pilpres antara DPP dan Joko Widodo yang disinyalir lebih condong menjagokan Ganjar Pranowo. Sedangkan DPP masih bersikukuh ingin mencalonkan Puan meski belum ada keputusan final dari Mega.
Hal inilah yang patut diperhitungkan bagi Mega, apakah ingin tetap mempertahankan trah Soekarno atau mengusung calon lain.
"Memang, dengan mendorong dua calon sekaligus, baik Prabowo-Puan dan juga Ganjar seperti melempar dua joran pancing, potensi dapat ikannya lebih banyak," tutup Abdul Hamid.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jaksa KPK Ungkap Foto Harun Masiku dengan Megawati dan Hatta Ali di Persidangan Hasto
- Pulang Kampung Usai Kontrak di Korea, Megawati Hangestri Disambut Hangat Bupati Jember
- PDIP Belum Pasti Gabung Pemerintahan Prabowo, Analis Nilai Pertemuan dengan Megawati Tak Menjamin Koalisi Bertambah