Masuknya putra dan menantu Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution yang diusung PDI Perjuangan dalam Pilkada serentak 2020, mendapat perhatian cukup besar dari publik.
- Singgung Ekspor Pasir Laut, Sekjen PDIP: Jangan Sampai Pulau-Pulau Kita Tenggelam
- Terkait Pasal Penghinaan Presiden, Joman Bantah Jokowi Anti Kritik
- Komisi II Hindari Voting Untuk Putuskan Jadwal Pemilu 2024
"Kalau Bobby dan Gibran yang direkomendasikan untuk maju di Pilkada, pasti ada kritik dari masyarakat ke presiden," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (17/7).
Adapun bentuk kritikan, kata Adi, adalah Presiden seolah ikut berkontribusi untuk melanggengkan praktik politik dinasti dengan pencalonan Gibran dan Bobby.
"Presiden yang didukung rakyat penuh harapannya bisa berkontribusi mengamputasi maraknya politik dinasti. Artinya, kalau nanti Bobby dan juga Gibran diumumkan, ya presiden turut berkontribusi menyuburkan politik dinasti di Indonesia," jelasnya.
Segala bentuk pelibatan keluarga dalam gelanggang politik praktis, menurut Dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah ini, sudah tentu adalah bentuk pemeliharaan politik dinasti.
"Tidak hanya presiden. menteri, kepala daerah, ketua umum partai yang menyertakan kerabat dekatnya dalam lingkaran politik kekuasaan, terutama di pilkada misalnya, itu pasti dituding sebagai bagian dari upaya menyuburkan politik dinasti," terangnya.
"Jadi kalau Bobby dan Gibran yang direkom, ya inilah praktik politik di Indonesia. Siapapun elitenya cenderung ingin mengajak keluarga besarnya ke jantung politik," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jegal Capres Cawapares yang Miliki Rekam Jejak Buruk, Aktivis Mahasiswa Ajukan Uji Materiil UU Pemilu ke MK
- Sinergitas PCNU dengan Polres Bondowoso Berbuah Penghargaan dari Kemendes PDTT
- Mardiono Pastikan PPP Tidak Tinggalkan Golkar dan PAN