Wacana penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode ditolak dengan tegas oleh Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
- Kader MKGR Jatim Optimis Rebut Kemenangan Di Pemilu 2024
- Ada Materi Bung Karno di Sekolah PDIP, Eri Ingat Program Risma
- Menteri Sandiaga Uno Akan Bantu Pemkab Kembangkan Wisata Di Gresik
Menurut SBY, pengalaman pemimpin di dunia yang berkuasa lebih dari 20 tahun cenderung menyalahgunakan kekuasaan.
"Mereka hanya menjadi tiran, menjadi diktator dan tentu tidak baik,†ungkapnya dalam sebuah video yang diunggah politisi Demokrat Andi Arief seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (5/12).
Berdasar pengalaman itu, SBY sampai pada kesimpulan bahwa kekuasaan yang digunakan secara sewenang-wenang akan membuat demokrasi menjadi mati dan hak rakyat dikebiri.
Di satu sisi, pemimpin diktator itu juga akan kehilangan inisiatif dalam membangun bangsa. Sebab, tugas presiden sebatas dianggap rutinitas semata.
"Rakyat juga bisa bosan kalau pemimpinnya tidak ganti-ganti dan berkuasa dalam waktu lama,†tegasnya.
Pada prinsipnya, kata ketua umum Partai Demokrat itu, kekuasaan bukan segalanya, meski hasrat untuk berkuasa memang sangat menggoda.
"Kalau berlebihan pasti tidak membawa kebaikan,†pungkasnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Aksi arah-marah Risma Cuma Tontonan Viral
- Aktif Buru Koruptor, Jaksa Agung Diingatkan Waspada Serangan Hoaks
- Moeldoko Disebut Jenderal Tuna Etika Yang Sibuk Membegal Demokrat Saat Covid Menggila