Masifnya pembangunan infrastruktur menyebabkan utang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencapai Rp 5.271 triliun.
- Pandemi, Arus Peti Kemas Lampaui Target
- Artis, Proyek Perdana Crown Group di Melbourne
- Khofifah Tawarkan Gudang Berpendingin SIER kepada Investor Perikanan Maluku
"BUMN kita ini terlalu banyak utang karena dipaksa mengerjakan infrastruktur yamg berlebihan," ujar Ferdinand.
Diakuinya, sejak awal pemerintah Jokowi terlalu terlalu ambisius untuk mengejar percepatan pembangunan infrastruktur sehingga tidak memikirkan resikonya.
Karena itulah kata dia, perlu ada evaluasi dari pemerintah menyikapi utang BUMN ini. Setidaknya ada 10 BUMN dengan utang terbanyak.
"Resikonya terlalu besar, saya pikir harus ada evaluasi atas utang ini. Sudah terlalu besar dan membahayakan," pungkasnya.
Deputi Bidang Restrukturisasi Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro menyebutkan, dilihat dari komposisinya, utang terbesar disumbang oleh BUMN di sektor keuangan dengan nilai Rp 3.311 triliun, dan sektor non keuangan Rp 1.960 triliun.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ikuti Inacraft 2024, Mbak Cicha Dorong Pengembangan Craft Kabupaten Kediri
- Wih, OJK Mau Keluarkan Aturan Warga Bisa Pinjam Rp10 Miliar di Pinjol
- Batara Spekta Tahap I Mulai Diundi, BTN Berhasil Gaet 1 Juta Nasabah Baru