PWI Jatim Sesalkan Pemred Duta Masyarakat Diborgol Mirip Teroris

Ada kejadian tidak mengenakkan saat eksekusi Graha Astranawa, di Jalan Gayungsari 35, Surabaya, Rabu (13/11) kemarin. Pasalnya, Pemimpin Redaksi Harian Duta Masyarakat, M Kayis diamankan dan diborgol polisi jajaran Polresta Surabaya.


Kayis menceritakan dia tidak berdaya saat polisi terpaksa harus memborgolnya mirip penjahat begal motor. "Borgol (perborgolan) ini kelewatan,” curhat Kayis di grup medsos PWI Jawa Timur, sambil menunjukkan foto tangannya diborgol.

"Di Polsek Gayungan, saya sempat meminta izin untuk mengamankan komputer dan sistem jaringan yang ada di kantor Duta,” kata Kayis.

Karena bertanggungjawab terbit tidaknya Harian Duta Masyarakat, Kayis memastikan adanya perlakuan ini, korannya tidak bisa terbit untuk sementara waktu. Ia dan semua redaksi serta wartawan tidak bisa bekerja karena fasilitas kantor diungsikan secara mendadak. Apalagi, tidak gampang memindahkan jaringan internet di kantor Duta.

"Masih berusaha menyelamatkan fasilitas komputer dan asset lainnya. Jadi, belum tahu kapan bisa terbit lagi,” keluhnya.

Wakil Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim, Lutfi Hakim menyayangkan kejadian yang dialami Kayis. Bahkan akibat dari kejadian tidak manusiawi itu, Harian Duta Masyarakat tidak bisa terbit.

Lutfi berpandangan, tindakan oknum polisi memborgol Pemred Duta Masyarakat itu sangat berlebihan. Apalagi, sikap M. Kayis mempertahankan kantornya agar koran hariannya tetap bisa terbit, merupakan sikap tanggungjawab terhadap profesi wartawan, sebagai nakoda para wartawan dan redaksi di medianya.

"Tindakan oknum polisi yang tidak patut itu sangat menodai hubungan kemitraan antara Polri dan teman-teman media yang selama ini terjalin baik. Apalagi, dilakukan terhadap pemimpin redaksi koran bersejarah bagi kalangan Nahdliyin di Jawa Timur. Jangan sampai jadi preseden buruk hubungan media dan kepolisian,” kata Lutfi dikutip Kantor Berita , Kamis (14/11).

Lutfi berharap ada kerjasama Kapolda Jatim dan PWI dalam menyikapi peristiwa tersebut.

"Kita percaya, Kapolda tentunya tidak ingin ada anggota bertindak di luar nalar memperlakukan pemimpin redaksi seperti maling motor atau teroris seperti itu,” sesal Lutfi.

Karena itu, Lutfi berharap ada kerjasama Kapolda Jatim dan PWI dalam menyikapi peristiwa tersebut, dengan menegakkan kedisiplinan dan profesionalitas terhadap anggota yang bertindak menyakiti dan memperlakukan Pemred seperti maling’ atau teroris.

Untuk sementara, Lutfi menawarkan tempat untuk Harian Duta Masyarakat. "Kalau PWI Jatim secara institusi menawarkan tempat untuk kantor Duta,” pungkasnya.[aji

ikuti terus update berita rmoljatim di google news