Selisih keterpilihan capres Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto di Pilpres 2019 tidak begitu besar. Bahkan Jokowi bisa saja kalah jika blunder terus menerus dilakukan.
Hal ini disampaikan Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli saat berkunjung ke Surabaya, Sabtu (29/9).
"Di setiap kunjungan saya ke daerah, kami selalu melakukan tanya jawab kepada rakyat, semacam survei. Hasilnya, selisihnya hanya 10 persen. Jokowi 40 persen, Prabowo 30 persen," kata Rizal dilansir Kantor Berita .
Rizal menambahkan, masih ada suara dari swing voters yang bisa direbut. Waktunya masih tujuh bulan lagi sampai April nanti (17 April 2019 pemungutan suara).
"30 persen belum menentukan pilihan. Siapa yang bisa merebut suara mengambang itu, dia pemenangnya," ujarnya.
Tentu tidak mudah untuk merebut suara yang mengambang itu, kata Rizal. Pasalnya, hal itu tergantung dari keberanian petahana (Jokowi) jika mau terpilih kembali dua periode.
Sejauh ini Rizal mencermati di pemerintahan sering terjadi blunder di bidang ekonomi. Ujung-ujungnya dapat mendowngrade Jokowi.
"Elektabilitas Jokowi bisa merosot jika Timses Prabowo bisa lebih inovatif atau pro aktif, dengan catatan Timses Jokowi bikin blunder. Ini bisa merosot, karena pemerintahan ini sering blunder di bidang ekonomi," jelas Rizal.[jen]
- Prabowo Hapus Kuota Impor, Ra Huda Ingatkan Nasib Petani Garam Madura
- Gerindra Jatim Ungkap Alasan Jokowi Beri Sinyal Dukung Prabowo Di Pilpres 2024
- Mahfud MD: Survei Bisa Diatur, Hasil Survei Bisa Dipesan
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Penggagas Bubutan Haritage Bantah Kedatangan Eri Cahyadi Tanpa Izin RT/RW
- Serangan Ke Firli Menunjukan Ketakutan Koruptor yang Bekingnya Disapu Bersih
- Yenny Wahid Dukung Ganjar-Mahfud, Nusron Wahid: InsyaAllah Prabowo Jadi Presiden Sesuai Kata Gus Dur