Tokoh nasional DR. Rizal Ramli layak diperhitungkan dalam bursa Pilpres 2024 mendatang.
- PSI Nyatakan Dukung Revisi UU ITE, Prodem: Kemarin-kemarin Ngapian Aja
- Ketika Gibran dan Kaesang Ingin Cium Tangan Megawati
- Pemilu 2024 Sudah Menjelang, Makam Keramat Ini Mulai Ramai Dikunjungi Caleg
"Rizal Ramli bisa menjadi capres 2024 yang patut diperhitungkan. Mengapa? Setidaknya ada tiga alasan," tegas analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun saat berbincang dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (21/6).
Kata Ubedilah, Rizal Ramli yang juga Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri era Presiden Abdurrahman Wahid, merupakan tokoh penting dalam bidang ekonomi. Sehingga, keberadaan mantan Menko Kemaritiman itu sangat diperhitungkan dalam percaturan politik nasional, terkait isu ekonomi maupun politik, baik pada pemilu lalu maupun 2024 mendatang.
Rizal Ramli telah memberi pengaruh besar pada dinamika kebijakan ekonomi di Indonesia, baik melalui kritik-kritiknya yang tajam di media massa, maupun melalui forum informal.
“Ketokohan yang kuat ini memungkinkan Rizal Ramli mendapat dukungan politik dalam Pemilu 2024 mendatang," jelas Ubedilah.
Selanjutnya sambung Ubedilah, Rizal Ramli merupakan sosok yang mempunyai jaringan yang luas, baik jaringan nasional maupun Internasional.
"Dalam terminologi sosiologi politik, Rizal Ramli bisa disebut memiliki social capital yang besar. Modal sosial yang besar akan memudahkan langkah politik seseorang. Pengaruh modal sosial pada elektabilitas seseorang juga cukup tinggi," terangnya.
Alasan yang terakhir, terang Ubedilah, Rizal Ramli dianggapnya memliki kapasitas yang sangat mumpuni untuk menyelesaikan problem ekonomi Indonesia yang saat ini sedang krisis.
"Kepiawaiannya menghadapi krisis pasca reformasi adalah track record yang tidak bisa dibantah oleh siapapun," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Muktamar ke 34 NU di Lampung Akan Digelar 23-25 Desember 2021
- Jika Mau Tunda Pilkada, Saran Demokrat Sebelum 23 September
- Effendi Gazali Sebut Penyelundupan Benur Rp 50,4 Triliun, Jubir KKP: Laporkan Saja ke KPK