Nilai tukar rupiah semakin terpuruk. Presiden Jokowi dianggap gagal melakukan perubahan ekonomi Indonesia, seperti janjinya di kala mencapreskan diri 2014 silam.
- Polemik TWK Ganggu Tugas KPK, Korupsi Bansos Sampai Hari Ini Tidak Ada Tersangka Baru
- Presiden Jokowi Keluhkan Maraknya Penipuan dan Tindak Pidana Keuangan Digital yang Dialami Masyarakat Kecil
- Kebijakan Ekspor Pasir Laut Ancam Kedaulatan Negara
Ia mengatakan strategi ekonomi Jokowi untuk membuat perubahan di Indonesia dapat dikatakan gagal.
Pelemahan rupiah ini membuat negara harus membayar bunga utang yang semakin tinggi, maka bisa dipastikan banyak infrastruktur mangkrak, artinya prestasi yang digadang-gadang selama ini oleh Jokowi dan kolega pun gagal, maka wajar saja jika Jokowi di Pilpres 2019 ini dinyatakan kalah sebelum bertanding karena pelemahan rupiah saat ini bukanlah prestasi yang membanggakan,' ungkap dia dalam keterangan tertulis yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (5/9).
Panji menambahkan, Jokowi seakan mengabaikan persoalan ekonomi mengarah kepada krisis.
"Dengan anjloknya nilai tukar rupiah saat ini jelas hal tersebut disinyalir karena ketidakpercayaan publik atau pasar kepada pemerintahan Jokowi," sergahnya.
Selain itu, sambung dia, Jokowi pun akan kehilangan suara karena kebijakan yang diambil saat pelemahan rupiah adalah kebijakan tidak populis, seperti: mencabut subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan menaikan pajak.
"Dari kebijakan tersebut jelas akan
berdampak kepada harga-harga bahan pokok yang saat ini masih dirasa
tidak terjangkau akan menjadi mahal. faktor tersebut jelas menjadi
penentu kekalahan Jokowi, dan bisa dipastikan Indonesia ke depan
mempunyai Presiden baru," tutupnya. [RMOL]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Penimbunan Bansos Harus Dicek, Apakah JNE Sudah Lapor Pemerintah?
- Pemilu Sukses Digelar, Mujadalah Kiai Kampung Tak Mau Tagih Janji
- Panglima TNI dan Kapolri Cek Kesiapan PON XX di Papua