RMOLBanten. Kurs rupiah kembali melemah di hari pertama perdagangan pascalibur lebaran. Melansir Bloomberg Dollar Index, Kamis (21/6), rupiah pada perdagangan spot exÂchange dibuka melemah 161 poin atau 1,16 persen ke level Rp14.093 per dolar Amerika Serikat (AS).
- Kredit Agunan Rumah, Tawaran Istimewa Bank BTN untuk Developer dan Notaris
- Mahfud Minta Bank UMKM Beri Kemudahan Akses Kredit Di Lingkungan Pesantren
- Indosat Ooredoo Hutchison Catat Laba Bersih Hingga Rp 4,916 Triliun dan Peningkatan EBITDA 10,2 Persen
Kenaikan ini pun menjadi yang kedua pada 2018 dan ketujuh sejak akhir 2015. Namun begitu, Darmin meminta pasar tidak terlalu merisaukan penguatan dolar tersebut. Menurutnya, hal tersebut wajar terjadi lantaran hari libur panjang lebaran 2018.
"Dolar naik satu persen jangan terlalu dirisaukan, naik karena kita liburnya banyak saat lebaran. Orang enggak tahu ini bagaimana dan orang hantam saja di hari pertama kerja," kata Darmin di kantornya, kemarin seperti ditulis Kantor BeritaPolitik RMOL.
Ia juga menilai, pergerakan nilai tukar rupiah juga dipengaruhi defisit transaksi berjalan Indonesia yang selama ini masih mencatat defisit. Seperti diketahui, beberapa bulan belakangan, neraca perdagangan Indonesia masih mencatat defisit.
"Artinya, ekspor barang dan impornya defisit. Itu harus diatasi dulu karena berpengaruh dengan pergerakan rupiah," kata Darmin.
Meski demikian, Darmin meyakini penguatan dolar AS terhadap rupiah tersebut tidak akan berlangsung lama. Dia optimistis rupiah akan kembali menguat terhadap dolar AS dalam beberapa hari ke depan.
"Oleh karenanya, jangan itu dianggap sudah akhir cerita. Lusa juga bisa saja berubah lagi," katanya.
Sebelumnya, bekas Gubernur Bank Indonesia itu mengatakan, nilai tukar rupiah saat ini sudah tidak terlalu bergejolak dibanding beberapa waktu lalu. Kondisi ini, berkat respons pemerintah dan berbagai pihak dalam menghadapi tekanan pelemahan rupiah. Terutama langkah Bank IndoÂnesia (BI) dalam menaikkan suku bunga acuan.
"Kurs memang sempat agak gonjang ganjing, sekarang pun belum normal benar, tetapi sudah lebih tenang," katanya.
Darmin memastikan, saat ini pemerintah terus berusaha menjaga keseimbangan dari neraca perdagangan. Dengan menjaga neraca perdagangan ke arah positif, maka rupiah juga bisa terus menguat.
"Kalau Anda mengikuti ekonomi khususnya perdagangan, perdagangan kita dengan luar negeri kita defisit sejak 2-3 bulan terakhir, itu ikut mempengaruhi tekanan terhadap pelemahan rupiah, kemudian kita kordinasi antara pemerintah, BI, OJK, LPS, itu situasi kemudian bisa lebih terkendali, dan market lebih percaya," tegas Darmin.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ramadan Berkah, SIG GHoPO Tuban Glontorkan Rp 2,007 M untuk Anak Yatim, Keluarga Prasejahtera, dan Tempat Ibadah
- Komitmen bank bjb Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Beri Pembiayaan ke Petani
- Host to Host eLoan BTN dan SiKasep PPDPP Percepat Proses Aplikasi KPR Subsidi