Semangat mencintai produk dalam negeri dan benci produk luar negeri yang digaungkan Presiden Joko Widodo, diragukan.
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik
Sebab dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, pemerintah pusat justru kerap mengandalkan produk luar negeri meski sudah tegas memerangi produk impor.
Demikian disampaikan mantan Sekretaris BUMN, Said Didu dari akun Twitternya yang dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Senin (8/3).
"Dulu katakan tidak akan impor beras, gula, garam, daging dan lain-lain. Nyatanya impor komoditas tersebut meningkat," kata Said Didu.
Bila ditarik ke belakang, janji menolak impor pangan bahkan telah disampaikan Jokowi sejak masa kampanye pemilihan presiden 2014 silam. Kala itu, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla berjanji akan menghentikan kebijakan impor pangan jika terpilih menjadi presiden 2014.
Saat itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut beralasan bahwa kebijakan impor akan menyengsarakan petani dalam negeri. Kebijakan tersebut juga kontras dengan kondisi Tanah Air yang memiliki kekayaan alam berlimpah.
Namun yang terjadi, hingga kini pemerintah masih mengandalkan pangan dari luar negeri. Bahkan untuk tahun ini saja, pemerintah akan membuka kran impor beras sebanyak 1 juta ton.
Oleh sebab itu, Said Didu kembali mempertanyakan semangat mencintai produk dalam negeri yang disampaikan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.
"Sekarang katakan benci produk impor, kira-kira apa yang akan terjadi?" demikian Said Didu.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik