Saat menjabat Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) merasa geram dengan kebijakan pemerintah yang doyan utang ke luar negeri.
- Temuan PPATK Soal 36,67 Persen Dana PSN Mengalir ke ASN dan Parpol, Rocky Gerung: Pak Jokowi Mesti Jawab
- Siang Ini AHY Sampaikan Pidato Politik
- Survei Pilgub Jatim: Sosok Emil jadi Faktor Kemenangan Khofifah-Emil di Wilayah Mataraman
Namun ketika Jokowi menjadi Presiden, justru utang luar negeri semakin membengkak.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu dalam akun twitter seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL turut membagikan potongan video dan mengomentari Jokowi yang berbicara soal utang pada tahun 2012.
Dalam video 45 detik itu, Jokowi menyatakan dirinya kesal dengan kebijakan utang yang terkesan diakal-akali oleh pemerintah dengan "obligasi".
"Nah orang seperti ini (Jokowi) yang cocok memimpin Indonesia karena utangnya sudah banyak. Semoga orang ini berkenan membantu pemerintah mencari solusi mengatasi utang negara yang makin membengkak. Ayo kita bantu," sindir Said Didu dalam cuitannya, Sabtu (15/2).
Utang luar negeri Indonesia per Juli 2019 mencapai 359,3 miliar dolar AS. Namun, Bank Indonesia mengklaim nilai ULN hingga akhir Juli 2019 terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 197,5 miliar dolar AS, serta utang swasta yang termasuk BUMN sebesar 197,8 miliar AS.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tim Tabur Kejagung Tangkap Buronan Korupsi DAK Dinas Pendidikan Lamteng
- IDI Pecat Keanggotan Dokter Terawan, Azmi Syahputra: Rebutan Lahan?
- DEEP Ingatkan KPU Terkait Keamanan Data Sipol