Sektor pertanian di Jawa Timur terus menunjukkan tren negatif. Meski mayoritas angkatan kerja bergelut dengan pertanian, namun dunia pertanian jarang diminati.
- UMKM Masih Jadi Andalan Pemulihan Ekonomi Nasional
- Lindungi Generasi Muda, FTI Unhasy Gelar Webinar Pendidikan Anti Napza Hadirkan Wakil Gubernur Jawa Timur
- BTN Segera Spin Off, BTB Syariah Akan Jadi Bank Umum Syariah
"Mayoritas angkatan tenaga kerja di Jawa Timur bergelut dengan pertanian. Namun sirkulasi modal dalam dunia pertanian justru bukan yang terbesar. Sebaliknya, sirkulasi modal terbesar pada sektor industri (pengolahan manufaktur) meski tidak begitu banyak menyerap angkatan tenaga kerja,†papar Gus Din sapaan akrabnya seperti dikutip Kantor Berita .
Gus Din menganalogikan, dalam sektor pertanian kue yang tersaji tidak begitu besar. Namun diperebutkan oleh orang banyak.
"Sedangkan pada sektor industri, kue yang tersaji besar namun hanya sedikit yang memperebutkanya,†jelas Gus Din.
API mencatat, saat ini pertumbuhan ekonomi Jatim akhir tahun 2019 sebesar 5,52 persen.
Lapangan usaha didominasi tiga sektor. Industri pengolahan sebesar 30,02 persen, Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 18,57 persen dan pertanian, kehutanan serta perikanan sebesar 12,80 persen. Industri pengolahan pertumbuhannya paling tinggi, sebesar 1,89 persen.
Sementara ekonomi Jatim masih bergantung pada konsumsi rumah tangga. Sektor tersebut menguasai 58,43 persen dari perekonomian di Jatim.
Sebagai sektor basis, dunia pertanian terus menunjukkan kontribusi negatif atas ekonomi di Jawa Timur. Pada tahun 2013 kontribusi sektor pertanian mencapai 15,36 persen. Pada tahun 2014 menurun menjadi 14,90 persen. Sedangkan pada tahun 2015 kembali turun menjadi 13,75 persen.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Di Hadapan Delegasi B20, SIER Pamerkan Kawasan Industri yang Berkelanjutan
- PT Dirgantara Indonesia Cicil Gaji Karyawan
- SIG Raih Tiga Penghargaan dalam Ajang TOP CSR Awards 2021