Selamat Mengabdi Bu Arifah! Pengabdian Santri dan Berharap Berkah Kehidupan


KONGRES Muslimat NU ke-18 di Surabaya menetapkan Ibu Hj. Arifatul Choiri Fauzi sebagai Ketua Muslimat NU periode 2025-2030. Sungguh! Sebuah Amanah menantang, yang menuntut keihlasan pengabdian.

Muslimat NU bukan organisasi sembarangan. Organisasi perempuan terbesar seantero jagat raya ini setidaknya memiliki tiga keistimewaan.

Pertama, ruh Muslimat NU menelusup jauh di dalam relung hati semua anggotanya. Ibu-ibu yang “tandang”, tergerak dan menggerakkan kegiatan Muslimat NU untuk belajar, mengabdi dan berharap berkah kehidupan. Mereka siap menyumbang sesuai kemampuan; ilmu, energi dan harta, ikhlas tak berharap imbalan. Di sinilah pemimpin Muslimat perlu jernih dalam niat, kalau tidak ingin kualat.

Kedua, kontribusi Muslimat NU dalam melayani kehidupan sosial kemasyarakatan sudah dirasakan, sampai di tingkat terkecil, yaitu dusun dan desa, khususnya di wilayah Jawa. Seperti layanan kesehatan, layanan pendidikan, layanan ekonomi dan yang paling dirasakan adalah pelayanan da’wah melalui Majlis Ta’lim.

Jam’iyyah Majlis Ta’lim Muslimat NU bergerak setiap satu minggu sekali di dusun-desa. Langkah kaki ibu-ibu ini telah menggerakkan nafas budaya kebersamaan, penyebaran ilmu keagamaan, semangat dan optimisme menjalani kehidupan serta kerukunan antar warga. Anak-anak dan warga sekitar turut menjadi saksi dan merasakan getaran keagamaan ini.

Ketiga, Muslimat NU turut mempercepat pencapaian program pembangunan. Oleh karena itu, tak heran jika dalam catatan sejarah, gerak Muslimat NU selalu dapat berjalan beriringan dengan gelombang sosial dan politik di Indonesia.

Dalam hempasan “gelombang politik” pasangpun, Muslimat NU tetap mampu bertahan, atau terus melaju “Nengah minggir” berselancar dalam gerak sosial politik, sehingga Muslimat NU terus dapat memberi warna dalam pembangunan.

Misalnya dukungan untuk pengendalian penduduk melalui program KB, dorongan kebijakan publik, gerakan Posyandu Lansia, Pemberdayaan UMKM perempuan, pengendalian stunting, dan seterusnya. Ibu Khofifah juga telah melakukannya.

Memimpin gerak langkah organisasi yang bersumber pada “Kemurnian Nilai perjuangan” dalam balutan sosial dan politik bukanlah persoalan mudah. Di satu sisi perlu jernih dalam niat dan sikap, tapi di sisi lain harus jeli menyelami, lihai berselancar dalam tipu muslihat, serta kuat menghalau gesekan sosial dan hantaman politik pemerintahan.

Selamat Mengabdi Bu Arifah! Dengan pengalaman sebagai santri, melebur dalam gerakan sosial keagamaan, dan mulai memasuki politik pemerintahan, semoga langkah panjenengan lapang, mampu bergandeng tangan, dengan segala komponen yang mendukung Muslimat NU berperan untuk pemberdayaan dan kedaulatan perempuan.

penulsi merupakan Kader Muslimat NU Jombang

Staf Ahli Bupati Jombang Periode 2018-2023

ikuti terus update berita rmoljatim di google news