Sensasi arung jeram di sungai Pekalen, Desa Asinan, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, begitu menantang.
- Wali Kota Eri Beri Penghargaan untuk Keluarga Besar Seniman Srimulat Eko Londo
- Bermalam di Sekitar Lokasi Banjir Gunung Anyar, Wali Kota Eri Pimpin Penanganan Darurat
- Tinjau Plengsengan Jebol, Wali Kota Probolinggo Meminta Segera Diperbaiki
Itulah yang dirasakan oleh rombongan jurnalis termasuk Kantor Berita RMOLJatim selama tiga jam menyusuri sungai di lereng gunung Argopuro itu.
Untuk mencapai sungai, harus turun dari bukit terjal setinggi 900 meter dengan hamparan kebun kopi milik warga sekitar.
Keseruan dimulai begitu sampai di lokasi. Jalur sungai Pekalen atas sepanjang 12 km.
Setelah sekitar 10 menit menyusuri sungai, para jurnalis disambut jeram Selamat Datang, dengan arus yang menantang, dan beberapa bebatuan terjal yang menghadang.
"Kalau yang awal tadi namanya jeram selamat datang," kata Nadi, guide dalam perahu dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (6/6).
Baru saja menembus jeram Selamat Datang, para jurnalis sudah harus menghadapi derasnya arus Jeram Stres dan Jeram Matador yang membuat perahu yang ditumpangi hampir terbalik. Perut terasa seperti terkocok karena perahu terombang ambing dan jatuh ke bawah.
"Selain arus jeram yang deras, kami juga disuguhi indahnya pemandangan tebing dengan hiasan batuan stalagtit (batuan yang mengeluarkan air) di sisi sungai," kata Budi Prasetya, wartawan Kantor Berita RMOLJatim.
Di bebatuan itu, hinggap ribuan kelelawar yang terlihat cukup seram.
"Perahu yang kami tumpangi pun masuk ke dalam dan sempat bersandar di dinding sungai yang menyerupai mulut gua," ceritanya.
Ketika memandang ke atas, lanjut Budi, yang terlihat hanya ribuan kelelawar dengan bergelantungan, membuat kami merinding dan ingin cepat cepat keluar.
"Kalau di sini namanya gua kelelawar. Banyak yang merinding karena di atas ada ribuan kelelawar," Budi menjelaskan.
Setelah hampir setengah jam merasakan derasnya arus, rombongan jurnalis disuguhi pemandangan eksotis air terjun Tirai Bidadari dari hulu sungai gunung Lemongan.
"Perahu yang kami tumpangi masuk ke dalam arus air terjun. Sehingga, derasnya air mengucur deras di kepala kami," tambah Budi.
Ini adalah pertemuan antara sungai di gunung Lamongan dan gunung Argopuro. Jadi sungai di gunung Lemongan menjadi air terjun jatuh ke sungai Pekalen.
Sementara itu pihak pengelola Pekalen Rafting, Inam Santoso mengatakan bahwa Air Terjun Tirai Bidadari menjadi dalah satu ikon andalan di tempat wisatanya.
"Air Terjun Bidadari itu bidadari yang tidak dimiliki tempat-tempat lain. Kedua, tentu karena di sini juga sungainya permanen terjadi sepanjang tahun bisa digunakan. Mungkin di tempat lain kalau sudah musim kemarau itu sudah tidak bisa beroperasi di sini sepanjang tahun masih bisa digunakan," katanya.
Selain arung jeram di sungai Pekalen, kata Imam, lokasi itu juga menawarkan destinasi wisata lainnya. Seperti danau Ranu dan pemandian air panas di lereng gunung Argopuro.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tinjau Jembatan Ngaglik I Lamongan, Menteri PUPR Basuki Minta Perbaikan Dipercepat
- Razia Gabungan di Kraksaan, Kasatlantas Probolinggo Tunjukkan Kebaikan Hati
- DPRD Kota Malang Sampaikan Laporan Hasil Pembahasan Banggar Terhadap Ranperda APBD Tahun 2023