Konsep One Pesantren One Product (OPOP) ada tiga pilar, di antaranya santripreneur (santri), pesantrenpreneur (koperasi), dan sosiopreneur (alumni dan masyarakat).
- Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi Cemerlang Saat Tahun Pemilu
- Bank bjb Perkuat Sinergi dengan APP Indonesia
- Waspada Penipuan, Ini Nomor Call Center Resmi bank bjb
Ghofirin yang juga ketua Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unusa mengatakan santripreneur lebih kepada pemberdayaan santri. Tujuannya agar mereka memiliki bekal ketrampilan berwirausaha sejak menjadi santri. Sehingga saat keluar dari pesantren, santri mampu mandiri dalam berwirausaha.
"Kami menyadari bahwa santri tidak selamanya berada di pesantren, akan ada masa dimana santri harus mandiri dan keluar dari pesantren. Sehingga produk yang dicetuskan dan dihasilkan oleh santri ketika masih berstatus sebagai santri pada akhirnya ada dua kemungkinan,†tuturnya.
Pertama, lanjutnya, produk tersebut diteruskan oleh pesantren melalui entitas koperasi pondok pesantren. Kedua produk tersebut diteruskan sendiri oleh santri (alumni) dengan melibatkan masyarakat sekitar, yang kemudian kami menyebutnya Sosiopreneur.
Adapun pilar kedua, pesantrenpreneur merupakan pemberdayaan entitas mandiri di dalam lingkup pesantren. Entitas tersebut adalah Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren). Entitas inilah yang fokus mengembangkan produk unggulan pesantren yang dikembangkan berdasarkan potensi yang ada di pesantren.
Terdapat 5 penguatan dalam program Pesantrenpreneur, yakni penguatan kelembagaan koppontren, penguatan SDM koppontren, penguatan produksi koppontren, penguatan pemasaran produk koppontren dan penguatan akses pembiayaan koppontren. Targetnya adalah, minimal satu Koppontren, satu produk Unggulan Pesantren. Di dalamnya ada konsep Communal Branding Produk Pesantren,†katanya.
Pilar ketiga (Sosiopreneur) merupakan upaya untuk meningkatkan gairah berwirausaha bagi para alumni pesantren. Saat ini terdapat banyak alumni pesantren yang berbisnis, namun belum terpetakan dengan baik. Melalui program ini, bagi alumni yang memilih usaha perdagangan misalnya, dapat menjual produk unggulan pesantren,†pungkasnya. [isa/mkd]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- GAS Kolaborasi dengan Intiland`Kembangkan Proyek Perumahan Terpadu di Surabaya Timur
- TikTok Sayangkan Indonesia Larang S-commerce
- Harga Pertalite Masih Dihitung, Bakal Naik