Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tengah melakukan pembenahan internal BUMN sebagai fokus kerjanya.
- Empat Alasan Pemilu 2024 Ditunda Disangkal Said Didu
- Dukung Legalisasi Ganja untuk Medis, Majelis Ulama Aceh: Jangan Dikotakkan dalam Urusan Halal dan Haram
- Gandeng Cak Imin, Dukungan Prabowo dari NU Diprediksi Sangat Minim
Salah satunya adalah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Saat ini kondisi PT Krakatau Steel sedang berdarah-darah. Erick menyebut utang perusahaan itu mencapai Rp 40 triliun.
Saat menjelaskan soal utang sebesar itu, Erick menyinggung banyaknya anak perusahaan Krakatau Steel, yaitu mencapai 60 unit. Hal itu dia sampaikan dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi VI DPR RI.
"Contoh Krakatau Steel, dengan utang hampir Rp 40 triliun, Krakatau Steel punya anak perusahaan yang berjumlah 60. Kalau bapak ibu tanya saya, bisa nggak me-review Krakatau Steel dalam waktu seminggu, saya angkat tangan, karena jumlahnya 60," kata dia di Ruang Rapat Komisi VI, Gedung DPR RI, Jakarta, Senin lalu (2/12).
Erick juga menyampaikan rencana untuk menerbitkan Peraturan Menteri BUMN untuk memperketat pembentukan anak dan cucu BUMN.
"Saya tidak mau juga perusahaan-perusahaan BUMN yang notabene masih sehat ke depannya justru tergerogoti oleh oknum. Saya tidak bicara direksi tapi oknum yang sengaja gerogoti daripada perusahaan yang sehat-sehat itu," ujarnya dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.
Untuk itu Erick menilai dibutuhkan Permen untuk mendukung kegiatan BUMN.
"Kita juga keluarkan Permen-Permen yang sehat, Peraturan Menteri yang sehat seperti tadi bagaimana ketika ada kegiatan anak usaha atau cucu usaha, kita BUMN punya alasan kenapa mendirikan. Kita tidak mau tambah birokrasi," tambahnya.
Selain Krakatau, ada PT PANN yang juga harus diselamatkan. Perusahaan yang ‘tidak populer’ itu ternyata memiliki utang besar Rp 3,76 triliun
PT PANN yang bergerak di bidang kemaritiman saat itu dipercaya mengelola 2 proyek, yaitu jetisasi pesawat dengan Jerman dan pemberdayaan kapal ikan dengan Spanyol. Sayang, 2 proyek tersebut tidak terselesaikan. Inilah yang mengakibatkan PT PANN terpuruk dalam likuiditas dan permodalan negatif. Sejak 1994, perusahaan ini dying (sekarat). Agar BUMN tersebut hidup, negara harus membantunya. Karena pinjaman dari pihak perbankan sudah tidak bisa didapatkan.
Erick Thohir menanggapi kasus PT PANN ini sebagai usaha leasing pesawat terbang yang maskapainya sendiri sama sekali sudah tidak ada seperti Bouraq. PT PANN pun menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3,76 triliun, Rabu (4/12)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat ini juga tengah menyoroti 7 BUMN yang tetap merugi walaupun sudah disuntik modal negara.
"Krakatau Steel termasuk salah satu dari deretan BUMN tersebut," katanya, Rabu (4/12).[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- MUI Undang Menko Airlangga Hartarto Bahas Ekonomi Terkini
- Menteri PANRB Teken Larangan Mudik ASN, Boleh Mudik Kalau Darurat
- Pencalonan Tunggal Panglima TNI Dinilai Beraroma Nepotisme