Surabaya Tetap Butuh Sentuhan Wanita Pasca Risma

Pasca kepemimpinan Tri Rismaharini (Risma) sebagai walikota, Surabaya tetap butuh sentuhan wanita.


Hal ini diungkapkan Siti Anggraeni Hapsari (SAH), Ketua Ikatan Notaris Indonesia (INI) Pengurus Wilayah Jawa Timur di Kantor Sekertariat Surabaya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (1/7).

“Wanita itu ibarat seorang ibu. Dalam berbuat sesuatu selalu menggunakan hati dengan sentuhan rasa penuh kasih sayang. Maka dari itu dalam membangun Kota Surabaya, tentunya harus menyentuh banyak aspek yang belum tersentuh atau belum tertangani. Dari situlah dibutuhkan sosok wanita,” ucap SAH.

Diakui SAH, Kota Surabaya saat ini sudah cantik saat dipimpin Risma. Namun masih perlu pembenahan-pembenahan terutama dari dalamnya.

”Surabaya sudah cantik, namun masih kulit luarnya saja. Karena itu butuh pembenahan dari dalam,” terangnya

Dalam membenahi sesuatu, lanjut SAH, bukanlah hal yang mudah. Contohnya membenahi relokasi rumah susun di mana harus melakukan pendekatan hati.

“Tidak bisa hanya sekedar menerapkan kebijakan begitu saja, tetapi terkadang harus melakukan pendekatan hati dengan pengertian yang maksimal, yang dapat diterima masyarakat,” ujarnya.

SAH menjelaskan pentingnya pemerintah membuat rumah susun yakni untuk menata lingkungan, menata kebersihan, dan pastinya akan berimbas kepada kesehatan warga itu sendiri.

Selain itu di dalam pengelolaan rumah susun nantinya ada yang namanya one gate. Dengan demikian akan memberikan rasa keamanan terhadap warga.

Selain itu koordinasi akan lebih mudah, karena masyarakatnya berkumpul dalam satu claster. Dan itulah salah satu contoh yang akan digali SAH dalam menata Surabaya ke depan.

Dikatakan SAH, saat ini pihaknya sudah melakukan kunjungan ke 31 kecamatan dan lebih dari 50 persen jumlah seluruh kelurahan yang ada di Surabaya.

“Sudah lebih dari 4 bulan ini kami mempelajari aspek-aspek apa saja yang menjadi harapan dan kebutuhan warga Surabaya,” imbuhnya.

Dalam kunjungannya ke warga Surabaya, SAH bukan hanya mengenalkan diri, tetapi juga menyatakan keseriusan membangun dan menata kota Surabaya.

“Warga Surabaya tetap butuh sentuhan wanita. Ibarat seorang ibu yang tetap mengayomi, jauh lebih memberikan kasih sayang untuk dapat merangkul seluruh warga Surabaya,” pungkasnya.[den]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news