Mayoritas publik tidak setuju dengan usulan presiden tiga periode yang belakangan kembali ramai.
- Disetujui DPR Jadi Panglima TNI, Jenderal Andika: Kita Tunggu dari Presiden
- Di Tengah Pandemi, Gubernur Khofifah Dorong Percepatan Sertifikasi dan Pengamanan Aset Daerah
- Kasus Bom Bunuh Diri, AHY: Terorisme Tidak Memiliki Agama!
Hal tersebut tercermin dalam hasil survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO) bertajuk "Dinamika Isu Sosial Kemasyarakatan dan Konstelasi Politik 2024".
"Sebagian besar publik tidak setuju adanya perpanjangan masa jabatan presiden, dan itu cukup tinggi 61 persen," kata Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah dalam keterangannya kepada redaksi, Sabtu (26/2).
Menurut Pengamat Politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, sekalipun tetap dipaksakan, Jokowi punya peluang kalah karena hanya akan dipilih 39 persen.
"6 persen publik sangat setuju dan 33 persen publik setuju. 31 persen sangat tidak setuju dan 30 persen tidak setuju (Jokowi tiga periode)," pungkasnya.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling atau pengambilan sampel bertingkat dengan margin of error 2,90 persen, dan tingkat akurasi data 95 persen.
Survei IPO digelar pada medio 15 sampai 22 Februari 2022 melalui sambungan telepon kepada 1220 responden yang dipilih secara acak di 34 provinsi di Indonesia.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Komitmen Demokrat Bondowoso dan Pengaruh Koalisi Pusat, Begini Kata Ketua DPC Demokrat Bondowoso
- Demokrat Doakan Koalisi Gerindra-PKB Langgeng
- Covid-19 Diklaim Terkendali, Rizal Ramli: Zaman Pak Harto Aja Nggak Segitu Gendeng Ngibulnya