Badan antariksa Amerika Serikat (AS), NASA mengkritik pemerintah China karena tidak segera membagikan informasi lengkap terkait jatuhnya puing-puing roket Long March 5B yang membahayakan Bumi.
- Sejak Pemilu 2019, Wiranto Sudah Tidak di Hanura
- Ganjar Boleh Saja Punya Elektabilitas Tinggi, Tapi Soal Pencapresan di Tangan Parpol
- Ingin Pemimpin Visioner, KPI Ajak Masyarakat Dukung Rizal Ramli Maju Capres 2024
Komando Luar Angkasa AS telah mengonfirmasi jatuhnya roket Long March 5B milik China yang kembali memasuki atmosfer Bumi menuju Samudra Hindia sekitar pukul 10.45 MDT pada Sabtu (30/7).
Pihak pertahanan AS telah mendesak China segera memberian perincian lebih lanjut tentang aspek teknis jatuhnya puing-puing serta potensi bahaya yang ditimbulkan. Namun China tidak merespon dengan sigap permintaan, sehingga memicu kritikan dari banyak pihak.
Administrator NASA Bill Nelson lewat cuitannya di Twitter pada Sabtu (30/7) mengatakan kegagalan China dalam membagikan rincian jatuhnya roket merupakan sikap yang tidak bertanggung jawab dan sangat berisiko.
"Semua negara penjelajah luar angkasa wajib memberikan informasi berupa prediksi risiko dan potensi dari puing-puing yang jatuh ke bumi. Apalagi Roket angkat berat, seperti Long March 5B yang beresiko tinggi membahayakan jiwa dan harta benda," tulis Nelson seperti dikutip dari The Telegraph pada Minggu (31/7).
Nelson menegaskan bahwa keberadaan informasi itu sangat penting untuk memastikan keselamatan orang-orang di Bumi.
Roket Long March 5B tanpa awak telah diluncurkan pekan lalu dengan membawa modul kedua dari tiga modul yang dibutuhkan untuk menyelesaikan stasiun ruang angkasa Tiangong sebagai proyek ambisius untuk menunjukkan kekuatan China di tingkat global.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- NASA Temukan Planet Baru yang Berpotensi Layak Huni, Ukurannya Sama dengan Bumi
- Misi Bulan Sukses, India Berambisi Targetkan Misi Matahari
- NASA Berharap Kerjasama Ruang Angkasa AS-Rusia Tetap Berlanjut Hingga 2030