Tak Vaksin Karena Terkendala NIK, Penyandang Disabiltas Makin Sulit Dapatkan Hak

Ilustrasi / net
Ilustrasi / net

Dari 30 juta penyandang disabilitas di Indonesia, ternyata masih banyak di antara mereka yang  tidak memiliki Nomor Induk Penduduk (NIK) 


Akibatnya, mereka tidak bisa berkesempatan untuk mendapatkan vaksin. Demikian disampaikan oleh Anggiasari Puji Aryatie, salah satu penyandang disabilitas dari Partai Nasdem yang kini menjadi Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI. 

"Nah, kalau wajib vaksin menjadi syarat fasilitas layanan publik, tentu mereka tidak akan semakin sulit  mendapatkan hak-haknya," kata Anggiasari, dikutip Kantor Berita RMOLJatim,  seusai menghadiri seminar yang berjudul "Parenting Anak Berkebutuhan Khsus" yang diselenggarakan DPW NasDem Jatim, di Surabaya, Minggu (3/10).

Anggiasari menjelaskan, banyaknya penyandang disabilitas yang tidak mempunyai NIK, dikarenakan akibat dari para orang tuanya yang merasa malu dengan lahirnya buah hati, yang mengalami keterbatasan. Sehingga, para orang tua dulu, tidak membuatkan akte kelahiran. Padahal, lahirnya bayi-bayi disabiltas akibat dari kurangnya gisi yang disebabkan faktor kemiskinan.

Dengan demikian, lanjut Anggiasari, hak-hak dari penyandang disabilitas justru akan semakin sempit.

Sebagai seorang  politisi,  Anggiasari pun mengapresiasi langkah NasDem Jatim  yang  menggelar seminar untuk mendorong adanya perda disabilitas baik di tingkatkan kabupaten atau provinsi. 

Ia pun  juga berharap, agar isu-isu disabilitas dan anak berkebutuhan khusus, bisa didengar lebih banyak orang.

"Penyandang disabilitas, anak berkebutuhan khusus bukanlah orang-orang 'kelas dua'. 

Kebutuhan mereka sebagai warga negara, juga wajib diperhatikan agar hak-haknya dipenuhi," tegas Anggiasari

Sebagai penyandang disabilitas, Anggiasari pernah merasakan betul sulitnya memperjuangkan hak-hak masyarakat. Oleh sebab itu, harus ada  kebijakan-kebijakan bagi para penyandang disabilitas.

Sementara hadir sebagai pemateri lainnya, Ketua Bidang Kesehatan DPP Partai Nasdem, Okky Asokawati, juga ingin mematahkan pandangan negatif terhadap penyandang disabiltas, khususnya anak berkebutuhan khusus.

Diakuinya, bahwa selama ini para penyandang disabiltas dan anak berkebutuhan khusus,  begitu susah diterima di masyarakat, bahkan cenderung dikucilkan karena beberapa kekurangannya.

"Padahal setiap anak berkebutuhan khusus itu, juga memiliki kemampuan yang khusus pula. Oleh sebab itu, harus  dikawal oleh orang-orang yang sangat mengerti apa yang dibutuhkan mereka," ujarnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news