Protes dilakukan oleh warga Afghanistan di media sosial setelah Taliban mengumumkan aturan baru, yaitu hanya murid dan guru laki-laki yang diizinkan kembali bersekolah untuk tingkat sekolah menengah.
- Perbandingan Penanganan Covid-19 Di Korsel Dan Indonesia, RR: Hanya Tambah Kontrol Dan Kuasa
- Agar Sinergi Dengan Pemerintah Pusat, Samwil Berharap Parpol KIM Kompak Dukung Khofifah-Emil Di Pilgub Jatim
- Terpilih Kembali Ketua TIDAR Jatim, Gus Fawait Janji Tingkatkan Kualitas Kader
Pada Jumat (17/9), Kementerian Pendidikan mengumumkan, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan madrasah dibuka kembali mulai 18 September, namun hanya untuk laki-laki
Aturan itu berlaku untuk anak laki-laki dan remaja di atas kelas enam.
Sementara sekolah dasar telah dibuka, dengan anak laki-laki dan perempuan dipisahkan, serta beberapa guru perempuan bisa kembali bekerja.
Di media sosial, warganet Afghanistan menyatakan kekecewaan atas aturan baru tersebut. Aksi protes bukan hanya dilakukan oleh perempuan, tetapi juga laki-laki.
Beberapa murid laki-laki bahkan menyebut mereka tidak akan kembali ke sekolah tanpa saudari mereka.
Setelah merebut kendali negara pada pertengahan Agustus lalu, Taliban telah membuat serangkaian kebijakan yang dinilai semakin menghilangkan pencapaian peran perempuan.
Baru-baru ini, Taliban telah mengganti Kementerian Urusan Perempuan dengan Kementerian Amar Ma'ruf Nahi Munkar, yang diisi oleh seluruh pegawai laki-laki.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gerindra Tolak Sistem Proporsional Tertutup, Anwar Sadad: Prabowo Pahami Harapan Rakyat
- Wakil Sekretaris DPC PDIP Surabaya Ajak Masyarakat Datang ke TPS Pilih Eri-Armuji
- Wali Kota Madiun Maidi Tindaklanjuti Keluhan Warga soal Jalan Licin di Titik Nol Kilometer