Penelitian terbaru tentang varian Omicron yang dilakukan para peneliti China menemukan bahwa virus corona perlahan-lahan mengakumulasi mutasi dari waktu ke waktu pada tikus, sebelum virus itu kemudian ditransmisikan kembali ke manusia dengan reverse zoonosis.
- WHO: Wabah Cacar Monyet Bisa Dikendalikan Lewat Vaksinasi
- Silkpeel Dermalinfusion, Siasat Cepat Rawat Kulit Wajah Tanpa Sakit
- Sepekan Terakhir, Kasus Covid-19 di Jember Meningkat
Penelitian yang dipimpin oleh Xu Jianguo, yang bekerja untuk Institut Nasional untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular China, telah mengidentifikasi tikus sebagai “inang perantara yang paling mungkin.”
AP melaporkan, dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Biosafety and Biosecurity tersebut para peneliti menetapkan bahwa profil mutasi" dari strain "menunjukkan bahwa virus telah beradaptasi untuk menginfeksi sel-sel tikus.
Sementara para ilmuwan telah menetapkan Omicron yang dikembangkan dari strain yang beredar pada pertengahan 2020, mereka telah mencari penjelasan tentang kurangnya versi peralihan Omicron dalam manusia, meningkatkan potensi bahwa ia berevolusi dalam hewan.
Dikatakan para peneliti bahwa penemuan ini dapat menimbulkan tantangan baru dalam pencegahan dan pengendalian epidemi, karena risiko strain Covid baru yang beredar di dunia hewan menciptakan ketidakpastian tambahan dalam perang melawan virus.
Sebagai solusi, para peneliti menyerukan pengawasan hewan, terutama hewan pengerat yang lebih besar, karena kedekatannya dengan manusia.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemkot Surabaya Lakukan Sejumlah Langkah Antisipasi Cegah Munculnya Pneumonia Misterius
- Penuh Inovasi untuk Indonesia Sehat, BPOM RI Apresiasi PT Bernofarm
- Penuhi Kebutuhan Obat dan Vitamin Masyarakat Surabaya, Lifepack Hadir Sebagai Apotek Modern