Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) sukses menggelar pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) VII APEKSI 2025. Dari hasil Sidang Pleno IV Munas VII APEKSI telah ditetap, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi terpilih kembali sebagai Ketua Dewan Pengurus APEKSI periode 2025-2030.
- Munas VII APEKSI 2025 Resmi Dibuka, Wali Kota Eri Tegaskan Komitmen Bangun Negeri Tanpa Kesenjangan
- Wali Kota Eri Bertemu Pemuda dari 98 Kota: Masa Muda Penentu Masa Depan
- Hari Kedua YCC APEKSI 2025: Wamen Bima Arya Puji Surabaya, Pemimpin Daerah Bagikan Pengalaman Inspiratif ke Pemuda
Tidak hanya itu, hasil Sidang Pleno IV kemarin juga ditetapkan, Kota Medan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XVIII APEKSI tahun 2026. Sedangkan Kota Singkawang dijadwalkan menjadi tuan rumah penyelenggaraan HUT ke-25 APEKSI. Penetapan tersebut disaksikan secara langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI), Komjen Pol Tomsi Tohir Balaw, pada Jumat, (9/5/2025).
Setelah terpilih kembali sebagai Ketua Dewan Pengurus APEKSI periode 2025-2030, Wali Kota Eri Cahyadi membeberkan beberapa target yang akan dilakukannya bersama jajaran APEKSI dalam lima tahun ke depan. Targetnya adalah, Wali Kota Eri ingin, menjadikan APEKSI sebagai wadah untuk berinovasi bagi 98 kota yang tergabung di dalamnya. Selain itu, ia juga ingin, kota-kota yang tergabung di APEKSI menyelaraskan program-program yang dijalankan oleh pemerintah pusat.
Dalam Sidang Pleno IV Munas VII APEKSI kemarin, Wali Kota Eri menyinggung soal sistem satu data, pertumbuhan ekonomi, masalah pengentasan stunting, hingga kemiskinan. Wali Kota Eri ingin, kota yang tergabung di dalam APEKSI, harus memiliki sistem satu data terintegrasi dengan pemerintah pusat, tujuannya agar permasalahan ekonomi, stunting hingga kemiskinan di kota seluruh Indonesia bisa cepat teratasi.
“Saya sampaikan bagaimana wali kota ini tidak bisa menindaklanjuti ketika angka kemiskinan tiba-tiba naik di wilayah kami, atau pertumbuhan ekonomi turun di wilayah kami. Hal itu dikarenakan apa? Hasil dari survei yang dilakukan by name by address itu tidak sampai kepada tangan wali kota, sehingga kita tidak bisa membantu presiden untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi, menurunkan stunting, karena kami tidak mendapatkan data, siapa yang seharusnya kita beri intervensi,” kata Wali Kota Eri, Minggu (11/5/2025).
Oleh sebab itu, Ketua Dewan Pengurus APEKSI Eri Cahyadi ingin, kota-kota di Indonesia menyelaraskan visi misi yang sama dengan program yang dijalankan oleh Presiden RI Prabowo Subianto. Karena itu, ia menyebutkan, ketika sebuah kota memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), maka harus selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang dimiliki pemerintah pusat.
Ketua Dewan Pengurus APEKSI itu berharap, ketika data by name, by address itu selaras dengan data yang dimiliki oleh pemerintah pusat, maka permasalahan ekonomi, stunting, hingga kemiskinan bisa cepat teratasi ke depannya. Menurutnya, hal itu juga selaras dengan tema Munas VII APEKSI tahun ini, yakni “Dari APEKSI untuk Negeri”.
“Bahwa kami sudah sepakat, tidak ada kota yang lebih maju, dan tidak ada kota yang tertinggal di antara kita. Jika ada kota yang lebih maju, dan ada kota yang tertinggal maka di situ adalah kegagalan APEKSi, sehingga kami akan memberikan masing-masing kelebihan yang ada di kota kami dan disatukan agar bisa digunakan di kota-kota lainnya,” harapnya.
Target Ketua Dewan Pengurus APEKSi Eri Cahyadi yang dibeberkan dalam Sidang Pleno IV Munas VII APEKSI kemarin direspon secara langsung oleh Sekjen Kemendagri Komjen Pol Tomsi Tohir Balaw. Sebelum menghadiri penutupan Munas VII APEKSI, ia sempat membahas soal sistem satu data bersama Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti.
Sekjen Kemendagri Komjen Pol Tomsi Tohir mengatakan, telah meminta kepada jajaran BPS untuk segera melakukan pendataan warga miskin dan pertumbuhan di seluruh daerah di Indonesia. Setelah dilakukan pendataan, kemudian akan diberikan kepada masing-masing daerah untuk dilakukan intervensi.
“Saya sampaikan, agar BPS mengadakan rapat membuat template terkait pertumbuhan ekonomi dan stunting dan kemiskinan. Nah, nanti kita undang teman-teman kepala daerah, mana saja sih titik-titik warga miskin, stunting, dan indikator ekonominya mana saja, sehingga agar kita tahu yang kita kerjakan ini akan membawa dampak dan hasil, karena sekarang kita meraba-raba,” kata Tomsi.
Di kesempatan ini, Tomsi juga mengingatkan kepada para wali kota yang hadir agar berhati-hati dalam pelaksanaan anggaran. Tomsi ingin, jajaran wali kota untuk melakukan mengiringi kegiatan seremonial di wilayahnya masing-masing, tujuannya agar anggaran yang diberikan oleh pemerintah pusat bisa tepat sasaran ke depannya.
Setelah pelaksanaan Munas VII APEKSI 2025 ini, Tomsi menyebutkan, Kemendagri akan terus mendukung penuh Ketua APEKSI Eri Cahyadi serta para anggotanya untuk bisa membawa perubahan besar bagi negeri ini. Maka dari itu, ia berharap ke depannya tidak ada lagi kota yang tertinggal dan paling maju di Indonesia.
Oleh sebab itu, ia juga ingin, APEKSI bisa menjadi wadah bagi kota-kota di Indonesia untuk berinovasi. Jika ada satu kota yang memiliki sebuah inovasi atau program, ia meminta program inovasi yang diterapkan bisa ditiru oleh kota-kota lainnya. “Menjiplak itu kan lebih gampang, walaupun menjiplak itu tidak mudah, tapi akan lebih cepat (menerapkan inovasinya),” katanya.
Ia berharap, kepemimpinan Eri Cahyadi sebagai Ketua Dewan Pengurus APEKSI bisa membawa perubahan bagi kota-kota lain, khususnya bagi Indonesia ke depannya. “Mudah-mudahan tugas mulia ini dapat terlaksana sebaik-baiknya,” pungkasnya.
Diketahui, Wali Kota Surabaya sekaligus Ketua Dewan Pengurus APEKSI Eri Cahyadi telah berhasil mendukung sejumlah program yang menjadi atensi pemerintah pusat. Diantaranya, yaitu Kota Surabaya berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan menjadi terendah se-Indonesia.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023, yang awalnya berada di level 4,8 persen, kini prevalensi stunting Kota Surabaya berada di level 1,6 persen terendah di Indonesia. Upaya penurunan stunting terus dilakukan oleh Eri Cahyadi hingga mencapai target Surabaya Zero Growth Stunting ke depannya.
Selain stunting, Eri Cahyadi juga berhasil menurunkan angka pengangguran yang semula berada di level 9,79 persen di tahun 2020, kini menjadi 4,96 persen di tahun 2024. Hal ini menunjukkan, bahwa Eri Cahyadi berkomitmen mendorong inovasi dan integrasi satu data agar angka penurunan stunting dan kemiskinan di kota-kota besar dapat teratasi bersama melalui forum APEKSI ke depannya. (ADV)
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Sidang Pleno Munas VII Tetapkan Kota Medan Tuan Rumah Rakernas APEKSI 2026
- Mayor’s Fun Football Match, Tutup Rangkaian Munas APEKSI VII dengan Semangat Sportifitas
- APEKSI Komitmen Wujudkan Indonesia Bebas Sampah 2029