Meski relawan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkilah gelar ‘Cak Jancuk’ yang dimaksud adalah akronim dari cakap, agamis, dan kreatif (Cak) dan Jantan, Cakap, Ulet dan Komitmen (Jancuk), tetapi istilah itu adalah sebuah kata berkonotasi jelek pada kelompok dan komunitas tertentu.
- Banyak Keluarga Di Sidoarjo Belum Terima KIS dan KIP, Kusnadi Dorong Pemerintah Optimalkan Pendataan
- PKB: Pernyataan Hendropriyono Aneh Dan Tidak Mendasar
- Demokrat Bakal Berkoalisi Dengan PDIP di Pilkada Kabupaten Madiun 2024
"Miris ya, Presiden dipanggil dengan kata-kata yang tidak sopan bagi kelompok orang tertentu itu. Istilah itu kan memiliki makna yang negatif. Menurut kami ya tidak pantas lah," kata Ustaz Sani.
Kepala negara, siapa pun itu, kata Ustaz Sani tidak pantas untuk dipanggil dengan kata-kata yang bermuatan negatif.
"Kalau pun untuk berkampanye, buatlah istilah atau sebutan atau panggilan yang pantas. Bahkan kalau bisa pun yang baiklah untuk capres yang kita usung," lanjutnya.
Ustaz Sani pun mempertanyakan sikap pendukung dan bahkan petahana yang hingga saat ini belum mengkoreksi sebutan kasar itu.
Dalam deklarasi itu, Jokowi mendapatkan panggilan "Cak" dan "Jancukan". Selain itu panitia juga menyematkan pin hingga memberikan jaket jeans tanpa lengan pada Jokowi.‎[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- RGP2024 Tetap Eksis Meski Ganjar Pranowo Tak Diusung Jadi Capres
- Mundurnya Zainudin Amali Bisa Munculkan Polarisasi Dukungan Golkar ke Airlangga
- KPU Hapus LPSDK, Fahri Hamzah: Berbahaya, Pesta Demokrasi Makin Liar