Masa pandemi ini, membuat beberapa hotel di wilayah Kediri harus membanting harga rate kamar hingga 50%. Hal itu dilakulan karena pihak hotel sudah tidak mampu membiayai gaji karyawan dan biaya listrik yang tinggi.
- Warga Eks Lokalisasi Sememi Ikuti Pelatihan Pemberdayaan Ekonomi
- Tunjukkan Kinerja Gemilang, Bank Jatim Sabet Dua Penghargaan Sekaligus
- Semester I 2020 Laba Bersih SIG Tumbuh 26,3 Persen
Sri Rahayu Titik Nuryati, ketua PHRI Kediri mengatakan, tingkat hunian mencapai 30% saja saat masa pandemi ini. Untuk mempertahankan agar hotel tetap ada tamu dan mendapatkan pemasukan, maka ada beberapa hotel yang harus menurunkan harga rate kamarnya hingga 50%. Jika harga kamar tidak diturunkan, maka tingkat hunian akan menurun drastis.
"Masa pandemi ini, tingkat hunian hanya mencapai 30% saja. Untuk tetqp bertahan, harga kamar diturunkan hingga 50%," Kata Sri Rahayu kepada Kantor Berita RMOLJatim, Senin (15/3).
Sri juga menuturkan, untuk pembiayaan listrik, beberapa hotel juga sangat mengeluhkan tingginya biaya listrik. Sedangkan untuk pemasukan masih rendah. Bahkan, ada beberapa hotel dan restoran harus mengurangi karyawannnya, untuk efisiensi. Bahkan, jika tidak ada event daerah, maka hotel tidak akan mendapatkan keuntungan apapun.
"Untuk biaya operasional memang tinggi, terutama untuk listrik dan gaji karyawan. Sehingga, banyak upaya hotel untuk tetap bertahan di masa pandemi ini," tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- MES Sukses Ekspor Perdana Besi Baja ke Pantai Gading
- Sinergi Bisnis BPD Diinisiasi bank bjb Meluas, Bank Sultra Ikut Bergabung
- Lebaran 2025, Daya Beli Masyarakat Terpantau Menurun