Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto meninjau salah satu tempat isolasi terpusat di Puskesmas Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto.
- 245 Titik Banjir di Surabaya, DSDABM: Segera Dituntaskan
- Hari Pertama Masuk Kerja Pasca Cuti Libur Hari Raya, Wakil Bupati Malang Sidak ASN
- Penyekatan Jembatan Suramadu Diterapkan Dari Kedua Arah
Kunjungan Panglima TNI dan Kabaharkam ini untuk mengetahui atau melakukan pengecekan kepada anggota TNI Polri di lapangan, terkait kemampuan dalam melakukan Tracing, Testing dan Treatment (3T) dan penerapan aplikasi Silacak.
Hal ini dilakukan untuk membantu pemerintah dalam melakukan 3T kepada masyarakat yang terpapar Covid-19 guna percepatan penanganan kasus di puskesmas.
Dalam peninjauan itu, Panglima TNI langsung meminta kepada Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk menghubungi salah satu orang yang terpapar Covid-19.
"Ini kita apresiasi karena positivity rate rendah. Hasilnya mereka aplikasi Silacak dan inaRISK. Terkait aplikasi Silacak, bukan kita mampu menginput data, tapi di lapangan harus juga paham," kata Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Minggu (01/08) dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
Panglima TNI dan Kabaharkam didampingi Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Kepala BNPB Letnan Jenderal Ganip Warsito, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan forkopimda Kabupaten serta Kota Mojokerto.
Panglima TNI menjelaskan, ketika ada notifikasi konfirmasi positif, yang dilakukan adalah tracing kontak erat, kemudian membagi kegiatan mulai dari entrites, lalu klasifikasi, konfirmasi entri tes, mana yang orang tanpa gejala (OTG), mana yang OTG ringan.
"Kemudian laksanakan isolasi terpusat (isoter) 10 hari, lalu lakukan testi tes dan bebas," sambungnya.
Sedangkan OTG ringan dilakukan isoter 14 hari, kemudian dilaksanakan testi tes kalau sudah negatif kembali ke masyarakat," lanjutnya.
Pihaknya juga menghimbau masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan dan penggunaan masker, serta isolasi mandiri sebagai new normal (kebiasaan baru). Yakni menjadikan isolasi mandiri sebagai kebiasaan baru ketika dalam kondisi badan kurang fit atau demam langsung melakukan isoman dan segera lapor bidan desa.
"Kalau itu sudah biasa, kita bisa memutus mata rantai Covid-19, karena mau tidak mau kita harus hidup bersama Covid-19, kalau kita tahu kelemahan covid ya kita bebas," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Deep Talks Soal Kepala Daerah Idaman di Unair, Khofifah Tekankan Transformational Leader
- Kosongkan 11 Persil di Tambak Sarioso, Pemkot Surabaya Segera Bikin Rumah Pompa Kandangan
- BMKG Prediksi Banjir Rob Masih Akan Terjadi Hingga 25 Mendatang