Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya menjatuhkan putusan onslagh terhadap Lily Yunita, terdakwa kasus penipuan, penggelapan dan TPPU dengan modus investasi pembebasan lahan 9,8 hektar di Kelurahan Osowilangun, Kecamatan Tandes, Surabaya.
- Terpidana Korupsi Kades Mundurejo Jember 3 Kali Mangkir Kejaksaan
- KPK Periksa 30 Saksi Korupsi Bantuan Dana Hibah Jatim
- Abdul Hamid dan Ilham Wahyudi Penyuap Sahat Tua Simandjuntak Divonis 2,5 Tahun Penjara
Dalam amar putusan yang dibacakan di ruang sidang Garuda 2, ketua majelis hakim Erentua Damanik menyatakan sepakat dengan dakwaan jaksa tentang kerugian yang diderita korban Linawati Setyo sebesar Rp. 47.150 miliar, hanya saja kerugian itu tidak bisa dimintai pertanggungjawaban pidana karena didasarkan atas utang piutang (perdata).
"Mengadili, menyatakan terdakwa Lily Yunita terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan ke 1, Pasal 378. Akan tetapi perbuatan tersebut bukan merupakan perbuatan pidana," ucap hakim Erentua dikutip Kantor Berita RMOLJatim saat membacakan amar putusannya, Rabu (2/1).
"Melepaskan terdakwa Lily Yunita dari tuntutan hukum Pasal 378 KUHP. Menyatakan terdakwa Lily Yunita tidak bersalah melakukan Pasal 378 KUHP dari dakwaan ke 2 tentang TPPU," sambung hakim Erentua.
Vonis ini bertolak belakang dari pembuktian yang dilakukan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Rista Erna. Sebelumnya, jaksa yang bertugas di Kejati Jatim ini mengganjar terdakwa Lily Yunita dengan tuntutan hukuman 12 tahun penjara. Meski demikian, Rista Erna masih belum menentukan sikap menerima atau melakukan upaya hukum.
"Masih pikir-pikir. Kami laporkan dulu hasil putusan ini ke pimpinan," tandasnya saat dikonfirmasi usai pembacaan putusan.
Untuk diketahui, kasus ini dilaporkan oleh Linawati Setyo pada 11 Desember 2020 lalu, dengan tanda bukti laporan polisi nomor : TBL-B/939/XII/RES.1.11/2020/UM SPKT Polda Jatim.
Saat itu, terdakwa Lily Yunita menelpon korban Linawati Setyo dan menawarkan kerja sama pembebasan tanah atau lahan atas nama H. Djabar Nomor pendaftaran Huruf C. 397 Desa Osowilangun Kecamatan Tandes yang ditangani oleh Rahmad, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Bupati Blitar.
Tanah tersebut dibeli Rahmad dari ahli wa
ris sebesar Rp. 800.000 permeter dan untuk membiayai pengurusan Petok sampai menjadi Sertifikat Hak Milik diperlukan biaya Rp. 2.000.000 permeter dengan waktu pengurusan 2,5 bulan sudah selesai.
Terdakwa Lily menyakinkan korban Linawati Setyo bahwa kerja sama ini 1000 persen aman karena terdakwa, adiknya dan mamanya juga memasukkan uang dalam kerja sama tersebut. Terdakwa Lily juga menjamin jika tanah yang akan dibebaskan tersebut sudah ada yang mau membeli yaitu H. Sam Banjarmasin dengan harga sebesar Rp. 3.500.000 permeter.
Bahkan, terdakwa Lily juga berjanji apabila tanah tersebut laku terjual maka uangnya akan dipakai membeli gudang pabrik Eggtry milik korban Linawati Setyo dengan harga sebesar Rp. 1.000.000 permeter.
Terpikat dengan bualan itu korban yang diketahui merupakan kerabat dari Gudang Garam ini menyepakati bekerjasama dengan terdakwa Lily Yunita. Terdakwa Lily pun dimulai dengan beberapa kali meminta sejumlah uang kepada korban Linawati Setyo dengan janji akan dikembalikan 2,5 bulan beserta keuntungan dari investasinya.
Akibat perbuatan terdakwa, korban Linawati Setyo menderita kerugian kurang lebih sebesar Rp. 47.150 miliar.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Adanya Temuan Nota Fiktif dan Mark Up di LHP BPK pada DISPARBUD Malang, DPRD Sebut Ceroboh dan Bisa Masuk Unsur Pidana?
- Dewas KPK Sebut Firli Bisa Laporkan Fitnah Endar ke Polisi
- Menag Yaqut Dilaporkan ke KPK dalam Kasus Dugaan Penyalahgunaan Kuota Haji