Tolak PPDB- Emak-emak Geruduk Grahadi

Penerapan sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP-SMA/SMK terus menuai penolakan. Hari ini, Rabu, (19/6) ratusan wali murid yang tergabung dalam Komunitas Orang Tua Peduli Anak (Kompak) menggelar aksi di depan Gedung Grahadi, Surabaya.


Sawitri juga mempertanyakan kenapa sistem PPDB yang sudah baik di 2018 harus diubah.

Kalau ngomong zonasi itu sudah tercover tahun lalu. Kita ada zona dalam dan luar serta best UN (Ujian Nasional). Kita di Jatim, khususnya Surabaya, tahun lalu sudah memiliki sistem PPDB yang sangat bagus, kenapa sekarang diubah?” katanya.

Menurut Sawitri, PPDB tahun ini menggunakan zonasi jarak terdekat. Beda dengan tahun lalu masih mengakomodir nilai UN dan itu dinilai lebih berkeadilan.

Karena anak-anak punya dua pilihan, anak-anak boleh memilih dua-dua dalam zona kalau mau,” papar Sawitri.

Selain itu, lanjutnyam sistem 2018 membolehkan peserta PPDB yang tidak diterima di sekolah pilihan bisa kembali ke zonanya. Itu membuat legowo. Tapi sekarang dipaksa dan tidak legowo,” tandasnya.

Dalam aksi ini, para pendemo yang mayoritas emak-emak bahkan sempat mengadang mobil dinas yang keluar dari Grahadi. Massa ingin bertemu langsung denngan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa. Namun aksi tersebut berhasil dicegah petugas Satpol PP.

Kami yang memilih Bu Khofifah! Kami harap Bu Khofifah temui kami, kami ingin sistem zonasi dihapuskan!” teriak salah satu peserta aksi.

Selain itu, pendemo juga membawa sejumlah spanduk, salah satunya bertuliskan: Hapus Permendikbud 51 Zonasi Membelenggu Hak Anak.

Tolak zonasi! Tolak zonasi! Tolak zonasi! Ganti Mendikbud secepatnya,” teriak peserta aksi sambil mengangkat tinggi-tinggi spanduk yang dibawanya.[bdp]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news