Ribuan pendemo dari Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI yang merupakan gabungan berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam memadati Gedung DPR/MPR RI, Rabu (24/6).
- Anies dan Ganjar Bisa Bernasib Seperti Mahfud MD yang Kandas di Menit Akhir
- S1AP Indonesia Akan Deklarasikan "Anies Siap Menuju Kursi Presiden 2024"
- Amerika Tersakiti oleh Sanksinya Sendiri Ketimbang Rusia
Massa yang menuntut "Selamatkan NKRI dan Pancasila dari Komunis" meneriakkan yel-yel ganyang PKI.
Yel-yel itu dipandu oleh Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), Ustaz Slamet Marif di atas mobil komando.
"Ganyang, ganyang, ganyang PKI, ganyang PKI sekarang juga," teriak Slamet Marif yang dilanjutkan massa aksi menirukan yel-yel tersebut.
Selain ganyang PKI, massa juga meneriakkan “turunkan Presiden Joko Widodo”.
Tuntutan itu disampaikan langsung Koordinator Lapangan Aksi ANAK NKRI, Ustaz Edy Mulyadi di atas mobil komando.
"Jadi kita minta (RUU HIP) ditolak dan dicabut dari prolegnas. Dua, kita minta diusut mereka yang menjadi inisiator dan konseptor RUU HIP karena mereka telah mencoba kembali menghidupkan ajaran komunisme," teriak Edy Mulyadi.
Selain itu, Edy Mulyadi pun menegaskan meminta agar Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) segera menggelar sidang istimewa untuk memberhentikan Presiden Jokowi, jika RUU tersebut tetap dibahas.
"Kita minta agar MPR menggelar sidang istimewa untuk, untuk apa? Untuk memberhentikan Presiden Jokowi karena dia telah memberikan peluang yang besar bagi bangkitnya PKI yang komunis, betul?" teriak Edy yang disambut takbir dari massa aksi.
"Jadi kita mendesak sidang MPR untuk? Memberhentikan presiden, kita tidak makar saudara, kita tidak sedang menggulingkan kekuasaan, kita tidak sedang kudeta saudara, kita sebagai rakyat mendesak MPR melakukan sidang istimewa," sambungnya.
Tak hanya itu, Edy pun meminta agar pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menghentikan kriminalisasi terhadap pihak-pihak yang mengkritisi pemerintah.
"Karena terjadi ketidakadilan yang luar biasa, kedzaliman yang luar biasa, mereka menggunakan UU ITE untuk memberangus lawan politik penguasa betul?" Pungkas Edy seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
Setelah orasi menyampaikan tuntutan, sejumlah ulama perwakilan massa 'Selamatkan NKRI dan Pancasila Dari Komunisme' diterima di gedung DPR RI. Beberapa di antaranya adalah Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama), Yusuf Martak; Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Ahmad Sobri Lubis; Ketua PA 212, Slamet Maarif.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tidak Tegak Lurus, Politisi PDIP: Gibran Otomatis Sudah Bukan Kader
- Lirik Jenderal Andika Perkasa, PKB Wacanakan Poros Baru Pilpres 2024
- Reses Suwandi Disambati Pengangguran, Pupuk Langka dan Munculnya Tenaga Kerja Asing di Mojokerto