Upaya penyehatan Bank Muamalat tak kunjung selesai karena masih ada ego investor selaku pemilik saham bank syariah pertama tersebut.
- Kenaikan Harga Sawit Harus Berdampak Pada Kesejahteraan Petani
- Daun Buka Lapangan Kerja Baru Di Tengah Pandemi
- Pengrajin Tempe Tahu Berhenti Berproduksi
Sunarsip menyebutkan para investor memiliki kepentingan yang menyulitkan kesepakatan dalam menyehatkan Bank Muamalat.
Kepemilikan Bank Muamalat mayoritas dimiliki investor asing dengan 32,74 persen oleh Islamic Development Bank (IsDB), 22 persen Bank Boubyan, 17,91 persen dimiliki oleh Atwill Holdings Limited, 8,45 persen dimiliki oleh National Bank of Kuwait, 3,48 persen dimiliki oleh IDF Investment Foundation dan 2,84 persen dimiliki oleh BMF Holdings Limited. Sedangkan sisanya sebanyak 12,58 persen dimiliki oleh investor lokal.
"Karena pemiliknya semua asing punya kepentingan sendiri-sendiri, jadi restrukturisasi susah. Ego pemilik lama susah ketemu investor baru," ujar Sunarsip seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
Sunarsip menilai jika IsDB menyerah untuk menyuntikkan modal, seharusnya rela keluar dari Bank Muamalat. "Apalagi kalau bisnis turun," tekan Sunarsip.
Baginya, yang diperlukan adalah kepercayaan dari investor agar investor baru yakin dananya akan tumbuh jika diinvestasikan di bank tersebut.
"Kepemilikan tidak lagi mayoritas, tapi mungkin divestasi pemilik lama kepada pemilik baru. Masalah ini bisa dipecahkan kalau pemegang saham lama hilang, diganti yang baru dan ada mayoritas tunggal di situ," tutupnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ada Sejumlah Tagihan, Kemenkeu Siap Cairkan Dana Rp 540 Triliun dalam Dua Pekan
- Semester 1/2021, SIG Catatkan Kenaikan Laba 29,7 Persen
- Beragam Item yang Merugikan Industri Hasil Tembakau, Bambang Haryo Minta Pemerintah Kaji Ulang PP 28/2024