Pengamat politik dari Pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menyatakan alasan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menggempur basis nahdliyin sangat wajar. Pasalnya, Prabowo-Sandi ingin merebut suara nahdliyin yang selama ini condong ke Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
- PKB Sepakat Usulan KPU agar Pemilu Serentak Digelar 21 Februari
- Khofifah-Emil Sapa Puluhan Ribu Pendukungnya di Jember, Ungkap Keberhasilan Saat Memimpin Jawa Timur
- Subsidi Kereta Cepat Langgar Konstitusi
Menurut dia, berdasarkan hasil survei, warga Nahdliyin tetap memiliki kecenderungan untuk memilih Jokowi-Ma'ruf. Sehingga wajar jika momentum Hari Santri Nasional 22 Oktober 2018 dimanfaatkan oleh Prabowo-Sandi untuk mengunjungi pondok-pondok pesantren yang merupakan basis NU di Jawa Timur.
Karyono juga menyebut langkah yang sama juga dilakukan oleh kubu Jokowi-Ma'ruf dalam menggempur daerah-daerah yang dianggap sebagai basis Prabowo pada Pemilu 2014 lalu.
"Begitu juga dengan Jokowi-Ma'ruf yang menggempur basis Prabowo seperti misalnya di Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat dan NTB. Jadi menurut saya sah-sah saja semua itu dan wajar," pungkasnya.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Partai Pendaftar di KPU Masih Minim, KPU Beri Imbauan
- Soal Bantuan Dana Pokir ke Warga Tak Sesuai, Ketua PSI: Harusnya Tanggungjawab DPRD Kota Malang
- Kebijakan Politik Dalam dan Luar Negeri Prabowo: Seribu Teman Terlalu Sedikit, Satu Musuh Terlalu Banyak