Warga Desa Benjeng, Kabupaten Gresik, kesulitan memperoleh air bersih. Akibatnya mereka harus membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
- Sidak Pasar Minyak Goreng, Banyuwangi Bentuk Tim Khusus Urai Distribusi
- Kunjungi Banyuwangi, KSAD Dudung Motivasi Ribuan Santri
- Jalin Silaturahmi dan Hilangkan Penat, Lomba PES Jurnalis Surabaya Berlangsung Seharian
"Sumber air di desa sudah mengering. Jadi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saya maupun tetangga terpaksa harus membeli air bersih seharga Rp 25 ribu per gerobak yang berisi 6 jirigen," katanya kepada Kantor Berita RMOLjatim, Jumat (9/8).
"Air bersih itu kami butuhkan untuk memasak, mencuci maupun mandi dan dalam sehari paling tidak saya harus membeli air seharga Rp 40.000," tambahnya.
Untuk meringankan beban biaya pengeluarannya membeli air bersih, Sishadi berharap pihak terkait turun tangan dengan memberikan bantuan air bersih ke warga terdampak kekeringan.
"Sampai saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik sama sekali belum pernah memberikan bantuan air bersih ke kami. Malah, bantuan yang ada dari pihak swasta," tegasnya.
Terkait hal itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik Tarso Sagito menyatakan pihak masih melakukan pemetaan daerah yang mengalami krisis air bersih.
"Kita masih petakan daerah-daerah yang mengalami kekeringan, agar droping air bersih yang kita rencanakan tepat sasaran," tuturnya.
Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan melakukan dropping air ke desa-desa yang membutuhkan air bersih.
"Pemetaan itu, penting dilakukan karena BPBD Gresik mencatat ada 59 desa di wilayah Kabupaten Gresik mengalami krisis air bersih," tandasnya.[eze/aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- KPU Surabaya Jadwalkan PSU Pemilu 2024 di 10 TPS
- Stabilkan Harga, Pemkot Surabaya Gelontorkan 23.904 Minyak Goreng ke 8 Pasar Tradisional
- Diduga Tak Berijin, Kegiatan Bongkar Muat di Pelabuhan Probolinggo Timbulkan Kericuhan