Masuknya nama Tri Rismaharini ke DPP PDIP bakal membuat pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri makin intens.
- Kumpulkan Parpol, KPU Kota Probolinggo Evaluasi Pelaksanaan Pilkada 2024
- Kalau Kesehatan Lebih Utama Dibanding Ekonomi, Jokowi Harusnya Tunda Pilkada Hingga Vaksin Ditemukan
- Partai Demokrat Raih ‘Hattrick’ Predikat Partai Politik ‘Informatif’ dari KIP-RI
Dikatakannya, menang di Surabaya adalah hal mutlak bagi PDIP, sebab Surabaya sebagai salah satu basis penting yang akan punya multiplier effect pada 19 Pilkada di Jatim.
Pada saat inilah, lanjut Surokim, kekuatan-kekuatan internal PDIP akan terus berjuang memberi pengaruh kepada Megawati sebagai pemegang otoritas rekom calon.
"Faksi faksi PDIP ini masih relatif berimbang. Kalaupun faksi bu Risma leading, saya pikir itu juga tidak jauh. Sekarangkan masih tes ombak ya calon baru muncul ke publik," lanjutnya.
Peneliti senior SSC (Surabaya Survey Center) ini meyakini jika DPP PDIP tetap akan mempertimbangkan hasil survei mengingat punya misi wajib menang.
Sejauh ini, masih kata Surokim, komposisi birokrat dan kader organik masih menguat.
Ditanya soal nama pencalonan Eri Cahyadi yang dikenal orang dekat Risma, Surokim tidak menampik. Tetapi, persoalannya calon calon yang diusung, tidak hanya dari faksi internal PDIP Surabaya.
"Kan juga bisa muncul dari pusat. Jadi, memang agak sulit memprediksi siapa yang bakal direkom. Jika melihat situasi ini, saya pikir perkembangan di last minutes bulan Maret 2020 yang akan menentukan," imbuhnya.
Sejauh ini sinyal nama Ery memang kian jelas. Tetapi tidak bisa menjadi patokan, lantaran masih ada 8 bulan lagi. Ery harus bekerja keras untuk bisa masuk di internal PDIP karena persaingan tidak ringan.
"Jika elektabilitasnya terus naik saya pikir peluangnya kian terbuka. Kendati harus diingat faktor X kehendak bu Mega tetap menjadi faktor utama di PDIP," tandasnya.
Surokim juga mengingatkan bahwa tidak mudah untuk bisa bersiang dan masuk dalam skema usulan PDIP, karena misi PDIP di Surabaya adalah wajib menang.
Begitu juga nama Wisnu. Sejauh ini di internal PDIP kota Surabaya, elektabilitas Wisnu masih tertinggi.
"Tertinggi. Tapi, tidak tinggi tinggi amat. Politik ini dinamis, relasi politik juga terus tarik ulur berkembang menyusut mengikuti dinamika politik mutakhir. Kekuatan mas Whisnu tetap layak diperhitungkan dalam Pilwali Surabaya. Apalagi jika nanti hasil survei menjadi salah satu pertimbangan, DPP saya pikir masih kompetitif," tutupnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Inginkan Kesehatan dan Kesejahteraan, KIP-Prabowo Bergerak Untuk Kemenangan Di Pamekasan
- Tim Paslon 01 Mundjidah-Sumrambah Temui Petani Bunga Pacar Air, Ini Harapannya
- 3 Parpol Usung Habib Hadi-Zainal Arifin di Pilwali Probolinggo 2024