Menghadapi era revolusi industri 4.0. Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), teknologi robot, big data, dan internet of things (IoT) membuat semua elemen dalam kehidupan manusia terhubung dengan mudah. Karena itu, semua profesi, termasuk desainer interior juga harus siap menghadapi disrupsi tersebut, terutama dalam aspek penguasaan teknologi .Demikian dikatakan Interior Designer & Founder BK Interior & Architecture Planning Studio, Budi Kurniawan, kepada Kantor Berita , usai Design Talk bertema 'Interior Design for Public Space 4.0' di VIVERE Showroom, Pakuwon Surabaya, Kamis (28/11) malam.Dikatakan lebih lanjut, Budi Kurniawan menuturkan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia sebagaimana revolusi generasi pertama melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan digantikan kemunculan mesin. "Bicara tentang industri 4.0 mencakup semua bisnis atau semua hal yang berbasis teknologi dan internet. Dan era baru ini perlu disikapi bersama. Yang perlu dipahami, untuk memperoleh hasil yang baru tapi dengan melakukan cara lama adalah sebuah kegilaan. Jadi harus juga diikuti dengan cara baru," jelasnya.Menurutnya, saat memasuki era 2.0, tak mungkin memaksakan diri hanya berkutat dengan alat atau pasar yang ada di 1.0. Karena akibatnya akan bisa kehilangan ladang pekerjaan."Jadi kita bukan melihat lingkup yang terbatas, tapi melihat ladang apa yang baru. Nah, di industri 4.0 intinya harus melakukan kolaborasi. Seperti yang dilakukan startup transportasi online yang berkolaborasi dengan mitra driver, koperasi, pengusaha kuliner, lembaga keuangan, dan sebagainya," jelasnya. Lantas, bagaimana dengan kesiapan desainer interior, Budi menegaskan harus siap menghadapi era tersebut. Langkah awal, menurut dia, adalah internal structur, yakni dalam hal pengelolaan kantor. Juga penerapan aplikasi untuk sebuah proyek.Hal ini diperlukan untuk transparansi informasi, transparansi privasi, dan kebenaran atau security, serta kecepatan dalam bertindak. Dan terpenting adalah melakukan kolaborasi dengan vendor lain atau mitra korporasi yang lebih besar."Dengan IoT kia punya kesempatan besar, yang sebelumnya sulit masuk mungkin karena size corporation, dengan kolaborasi bisa berbuat di pergerakan yang lebih besar. Jika ini dilakukan akan benefit yang lebih besar," ujarnya.Dalam kesempatan yang sama, Anggra Ayu Rucitra selaku perwakilan Himpunan Desainer Interior Indonesia) regional Jawa Timur, mengatakan, kegiatan Design Talk rutin digelar dengan dihadiri para pelaku desainer interior, arsitek, kontraktor, produsen furniture, dan beberapa mahasiswa.Terkait tema Interior Design for Public Space 4.0, untuk membuka wawasan dan peran desainer interior dalam menciptakan desain interior yang baik untuk ruang publik, dan bagaimana desain interior bisa mempengaruhi psikologis dan interaksi pengunjung dalam area publik.[isa/aji]
- Muhammadiyah Jadi Mitra Strategis BTN Syariah dalam Pembiayaan Perumahan
- Bjb Perjalanan Religi 2024, Apresiasi Istimewa bagi ASN Setia bank bjb
- UMKM Padma Herbal Pasarkan Produk di Jepang
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kurang Inovatif, Teten Masduki Minta Industri Besar Gandeng UMKM
- Bentuk Bakat Masa Depan, GIPA Indonesia Selenggarakan Human Capital Summit 2023
- Pemerintah Jamin Ketersediaan Beras Selama Tahun 2021 Melalui Optimalisasi Penyerapan Hasil Produksi Dalam Negeri