Komaruddin Hidayat: Kebhinekaan Harus Masuk Tataran Praktis

RMOLBanten. Konsep Kebhinekaan jangan hanya menjadi sebuah jargon tapi harus masuk tataran praktis dalam kehidupan sehari-hari.


"Muara Pancasila adalah keadilan, muara agama pun keadilan, dan adil adalah kesempurnaan takwa,” katanya.
 
Romo Mardiatmadja juga berpendapat senada, Kata dia, Indonesia mempunyai energi positif untuk bersatu.

Dari hasil keliling Indonesia, Romo Mardi sering menemukan masyarakat yang berbeda-beda. Mulai di Sumatera, Nusa Tenggara Timur, Manado, dan masih banyak lagi.

"Perbedaan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya begitu tampak,” katanya.
 
Namun, ketika Romo Mardi sedang berada di luar negeri dan bertemu dengan orang-orang Indonesia di sana, ia menemukan kesimpulan yang luar biasa.

"Walaupun orang Indonesia di luar negeri itu berbeda suku, setiap mereka bertemu pasti akan berbahasa Indonesia. Di sinilah energi itu tampak, energi untuk saling bersatu begitu kuat,” jelasnya.
 
Sementara itu, Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia Prof Dr. Jimly Asshiddiqie SH menegaskan, Indonesia bisa eksis hingga saat ini karena masyarakat sepakat untuk memegang teguh Pancasila. Karenanya, kebhinekaan harus terus dirawat sampai kapanpun.
 
"Untuk itu kita jangan baper (bawa perasaan), kita harus berikan juga narasi-narasi positif dan optimistis,” kata jimly.
 
Jimly juga menyentil para partisan politik yang menggunakan rumah ibadah untuk kampanye praktis. Padahal, menurut Jimly, ada tiga tempat yang tidak boleh digunakan untuk kampanye politik praktis.

"Rumah ibadah, fasilitas pemerintah, serta sarana pendidikan,” terangnya.
 
Dialog Nasional Aplikasi Kehidupan Berbhineka "Kita Adalah Satu Kita Indonesia Kita Pancasila” yang digelar selama tiga jam tersebut dipandu oleh Najwa Shihab dan juga dihadiri oleh Gubernur PTIK Irjen Polisi R. Sigit Tri Hardjanto, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, dan Yenny Wahid sebagai pembicara dalam acara tersebut. [dzk]