Tim Marketing Ngaku Tak Mengenal Sugito dan Darmawan

Sekitar dua jam diperiksa penyidik Pidsus Kejari Tanjung Perak, atau pukul 17.30 Wib lebih, Rabu (7/8) kemarin, salah satu tim marketing dari terdakwa Agus Setiawan Tjong yakni Robert Siregar akhirnya keluar dari ruang penyidikan dilantai dua.


Hal ini dilakukan Robert Siregar untuk menghindari media ini yang ingin mengambil gambarnya.

Namun ketika didesak, Robert Siregar akhirnya buka suara.

Ia mengaku dalam kasus dugaan korupsi dana hibah Pemkot Surabaya tahun 2016 untuk proyek jasmas ini, pria paroh baya itu tak mengenal dengan dua anggota DPRD Surabaya yakni Sugito dan Darmawan.

"Saya ditanya apa kenal, saya jawab tidak," jelas Robert saat dikonfitmasi kantor berita , kemarin.

Bahkan ia juga tak mengetahui, bila proyek tersebut merugikan keuangan negara hingga mencapai Rp 5 Milyar.

"Saya gak tau kalau ini (jasmas) bermasalah," pungkasnya.

Seperti diketahui dalam kasus dugaan korupsi dana hibah Pemkot Surabaya tahun 2016 untuk proyek Jasmas, Kejari Tanjung Perak terus melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak, mulai dari anggota DPRD Surabaya, pejabat hingga staf Pemkot Surabaya serta tim marketing atau pemasaran jasmas dan RT,RW bahkan LPMK.

Bahkan Kejari Tanjung Perak telah menetapkan dua anggota DPRD Surabaya yakni Sugito asal partai Hanura dan Darmawan asal partai Gerindra sebagai tersangka yang saat ini keduanya sudah meringkuk di cabang rutan klas I Surabaya di Kejati Jatim.

Dalam kasus ini pengadilan tipikor Surabaya juga telah memvonis Agus Setiawan Tjong selama 6 tahun penjara.

Tjong merupakan pelaksana proyek pengadaan terop, kursi, meja, dan sound system pada 230 RT di Surabaya.

Dari hasil audit BPK, Proyek pengadaan program Jasmas tersebut bersumber dari APBD Pemkot Surabaya, tahun 2016 dan merugi hingga Rp 5 miliar akibat adanya selisih angka satuan barang yang dimainkan oleh Agus Setiawan Tjong.

Dari informasi yang dihimpun, program Jasmas ini merupakan produk dari sejumlah oknum DPRD kota Surabaya yang telah diperiksa penyidik. Tanpa peran ke enam sang legislator itu, program Jasmas dalam bentuk pengadaan ini tidak akan terjadi.

Penyimpangan dana hibah ini bermodus pengadaan. Ada beberapa pengadaan yang dikucurkan oleh Pemkot Surabaya, diantaranya untuk pengadaan terop, kursi Chrom, kursi plastik, meja, gerobak sampah, tempat sampah dan sound system.

Dari catatan saat ini tinggal empat legislator Yos Sudarso berasal dari bendera partai politik yang berbeda, yakni dari Partai Golkar, PAN dan Demokrat.

Ke empat anggota DPRD Kota Surabaya yang pernah diperiksa saat pertama kali yakni Binti Rohman. Politisi dari Partai Golkar ini memberikan keterangan sebagai saksi pada 31 Juli 2018.

Selanjutnya adalah Saiful Aidy, Politisi PAN, yang diperiksa pada Kamis, 2 Agustus 2018.

Sementara Dini Rinjani, Legislator Partai Demokrat ini diperiksa diurutkan ke 5 pada Jum'at, 2 Agustus 2018.

Sedangkan diurutan yang terakhir yakni urutan ke 6, penyidik kembali memeriksa petinggi DPRD Kota Surabaya lainnya, yakni Ratih Retnowati. Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya dari Partai Demokrat ini diperiksa pada Senin, 6 Agustus 2018.

Namun sayangnya pada panggilan kedua, ke empat politisi lintas partai itu kompak mangkir dengan mengirimkan sejumlah alasan.[bdp]


ikuti update rmoljatim di google news