Musim Penghujan, Pengerajin Kerupuk Gareng Bangkrut

Sentra industri rumahan pengerajin kerupuk gareng dan rengginang di Desa Dumplengan, Kecamatan Pitu, Ngawi, kelimpungan menghadapi musim penghujan.


Kurangnya intensitas penyinaran matahari membuat proses pengeringan jadi molor.

Alhasil, sebagian kerupuknya pun tidak layak jual ketika di pasar maupun konsumen langsung di sekitar wilayah tersebut.

Seperti yang disampaikan Sutiono dan Suprapti pengerajin kerupuk gareng mengaku selama musin penghujan kali ini omzetnya menurun. 

"Pas musim kemarau cukup sehari kerupuk langsung kering tapi pada musim ginian (penghujan) bisa tiga hari," kata Sutiono pada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (28/01).

Paparnya lagi, ketika kerupuk digoreng sebagian diantaranya sulit mengembang lantaran proses pengeringan yang kurang.

Kata Sutiono dalam sehari pembuatan kerupuk gareng berbahan baku singkong dicampur tepung tapioka tersebut sebelumnya mampu menembus 75 kilogram. Di musim penghujan terpaksa membatasi jumlah produksinya. 

"Mau menaikan harga kayaknya kurang pas. Satu-satunya mengurangi produksi agar kita tidak merugi besar itu saja," pungkasnya.