Pegiat antikorupsi, Haris Azhar menilai polemik kartu prakerja yang melibatkan Ruangburu, perusahaan mantan Stafsus Presiden Joko Widodo, Adamas Belva Syah Devara, harus diusut.
- Beri Izin WNA Masuk Bali dan Kaji Visa 5 Tahun, Luhut Minta Vaksinasi Dirampungkan
- Airlangga Hartarto Berharap Forum Pemred Turut Menjaga Marwah Pemilu
- Diusulkan Jadi Timses Anies-Muhaimin, Ini Respon Gatot Nurmantyo
Direktur Eksekutif Lokataru Foundation ini mengatakan, mundurnya Belva Devara dari Stafsus Jokowi belumlah cukup. Sebab, keterlibatan perusahaan Ruangguru masih belum diusut.
"Buat kita masyarakat mundur saja tidak cukup. Harus diusut sebenarnya siapa di belakang dia?" ujar Haris Azhar dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (25/4).
Selain Kartu Prakerja yang disalurkan untuk masyarakat terdampak virus corona baru (Covid-19), Haris Azhar juga berharap proyek bansos lainnya bisa diusut.
"Sejumlah project raksasa seperti ini harus dibuka, soal dana bantuan pencegahan Covid-19, dana prakerja, ini semua kayaknya bancaan saja," tegasnya.
- Dilahirkan NU, Puncak Harlah PPP akan Dihadiri Gus Yahya
- Partai Gelora Siap Merebut Kursi Senayan, Anis Matta: Demi Mengubah Kehidupan Rakyat Indonesia
- Arsjad Rasjid Ajak Diskusi Presiden Jokowi Soal Visi Misi Tim Pemenangan Ganjar