Klaster Temboro Harus Diwaspadai, 235 Santri Jalani Rapid Test

Wilayah Ngawi untuk saat ini ekstra waspada terhadap penyebaran virus corona. Apalagi daerah ini terkepung zona merah.


Tidak mau ada kasus positif, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Ngawi melakukan rapid test terhadap 224 santri.

Ratusan santri tersebut semuanya yang menuntut ilmu di Ponpes Temboro, Kecamatan Karas, Magetan.

"Klaster Temboro ini rupanya luar biasa sehingga kita perlu betul mencermati, mendetailkan semua santri yang pulang dari Temboro ini. Jangan sampai satupun tidak masuk dalam data,” ujar Bupati Ngawi Budi Sulistyono (Kanang), Senin (4/5)

Sebelumnya, Pemkab Ngawi telah melakukan rapid test terhadap 235 santri dan keluarga yang mendampingi kepulangan dari Temboro. Sedangkan ada tiga santri yang gagal rapid test karena sudah terlebih dahulu kembali ke Pondok Temboro. 

Dari 235 santri yang menjalani rapid test, 11 santri hasilnya menunjukkan reaktif, sementara 224 non reaktif.

Disebutkan Kanang, dari 11 santri reaktif rapid test ada 1 santri kembali ke Magetan tanpa mengikuti pengambilan sample swab pada 24 April 2020 lalu. Sedangkan selang sehari berikutnya 10 santri mengikuti pengambilan swab kedua.

“Ini untuk memastikan saja. Sampai hari ini kita masih menunggu hasilnya,” ucapnya.  

Kanang meminta santri yang hasil rapid test dinyatakan reaktif diwajibkan melakukan isolasi mandiri secara ketat. Bahkan ia menegaskan, membatasi rumah yang digunakan untuk isolasi hanya diisi satu pasien. 

Adapun klaster Temboro menjadi salah satu klaster terbesar dalam penyebaran virus corona di beberapa daerah di Indonesia. Bahkan, ada 43 santri asal Malaysia yang sebelumnya baru pulang dari Pesantren Temboro dinyatakan positif Covid-19.