Anggota DPR, M. Nasir Djamil mengaku heran dengan Kementerian Pertanian yang tidak dilibatkan di program ketahanan pangan pemerintah dalam penanganan Covid-19.
- Menangkan Prabowo, Relawan Jokowi Bentuk Rumah Gibran
- Mega-SBY Duduk Satu Meja di KTT G20, Demokrat: Begitulah Aura Politik Indonesia ke Depan
- Mendikbud Harus Tangung Jawab Atas Hilangnya Nama Hasyim Asyari Di Kamus Sejarah
"Kenapa ya (Kementan) tidak diajak sama Presiden? Kan ada tiga menteri tuh PUPR, Erick Thohir, satu lagi apa gitu, diajak untuk ketahanan pangan. Nama dia (Kementan) enggak disebut saya lihat," kata Nasir Djamil seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (7/7).
Presiden Joko Widodo memang menugaskan kepada tiga menteri secara khusus untuk meningkatkan ketahanan pangan Indonesia.
Menteri tersebut yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Nasir justru lebih heran lagi, sekarang Kementan malah mau memproduksi kalung antivirus corona yang jelas-jelas belum ada uji klinis mengenai kalung tersebut, apakah ampuh membasmi virus.
"Lebih bagus dia fokus saja di program ketahanan pangan, artinya kalau memang kalung corona itu kemudian ada uji klinisnya dan itu berkolerasi dengan petani, enggak ada masalah," katanya.
"Justru masalah kalau enggak ada korelasinya dengan petani Indonesia, apalagi belum ada uji klinis," imbuh Nasir menambahkan.
Dia berharap Mentan Syahrul Yasin Limpo fokus membangun ketahanan pangan. Pasalnya, krisis pandemik ini tidak dapat diprediksi kapan akan berakhir, dan pemerintah harus mampu menjaga ketersediaan pangan.
"Artinya itu menampung milik warga itu lebih bagus lagi, kalau kalungnya dari herbal kemudian tidak berkolerasi dengan petani orang nanti mempertanyakan," tandas Nasir.
- Usulkan Piala Oscar, Prabowo Sindir Caleg yang Ngaku Tak Butuh Makan Siang Gratis
- PPP Probolinggo Matangkan Persiapan Hadapi Pemilu 2024
- Penunggak Pajak Kendaraan Dirazia Lewat Speaker SPBU, Pengamat: Tak Etis dan Permalukan Warga