Sempat Menurun Karena Corona, Kini Ekspor Ikan di Jatim Kembali Normal

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur Mochammad Gunawan Saleh mengatakan pendemi Covid-19 memang berdampak pada perikanan tangkap dan ekspor ikan. Hanya saja menurutnya pengaruhnya tidak terlalu signifikan.


"Memang awal-awal adanya Covid-19 terjadi penurunan harga ikan, tapi tidak sampai membuat rugi dan sekarang sudah normal kembali. Indikasinya, ikan-ikan yang ada di pelabuhan selalu habis tiap hari," ujarnya, Selasa (7/7).

Selain itu juga terjadi penurunan ekspor pada ikan-ikan tertentu seperti tuna. Menurutnya hal ini karena ada sejumlah negara yang memberlakukan lockdown akibat pandemi Covid-19.

"Memang ada penurunan sedikit tapi tetap diterima oleh pabrikan. Karena untuk ikan tuna baru aja musim. Sebelumnya tidak ada, di coldstorage masih ada," jelasnya.

Gunawan mengatakan ada ekspor yang mengalami peningkatan seperti udang. Hal ini disebabkan karena India sedang lockdown yang menyebabkan tidak mengekspor udang).

"Jadi keuntungan bagi Indonesia, Sekarang eksportir malah mencari udang. bahkan kekurangan bahan baku. Pada masyarakat petambak, harga udang juga bagus. Petambak yang dulunya khawatir rugi saat pandemi ternyata malah untung," katanya.

Lebih lanjut Gunawan mengatakan untuk ekspor ikan secara keseluruhan mengalami penurunan akibat adanya pandemi Covid-19. Namun untuk komoditas udang mengalami peningkatan.

Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim untuk ekspor udang mulai Januari hingga Mei sebesar 3,644,660.95 Kilogram dengan nilai ekspor 363,374,891.55 USD. Sementara untuk tuna 19,368,827.85 Kilogram dengan nilai ekspor 425,969,281.30 USD.

"Negara yang menjadi tujuan ekspor terbesar adalah China, United States, Japan, USA dan Thailand," pungkasnya.