Suami Terlanjur Doakan Jenazah Istri, Ternyata Salah Orang

Suasana rumah Harnanik di Desa Bendowulung, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar usai dikabarkan masih hidup dan dirawat di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar/RMOLJatin
Suasana rumah Harnanik di Desa Bendowulung, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar usai dikabarkan masih hidup dan dirawat di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar/RMOLJatin

Warga Desa Bendo Wulung, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar dikagetkan informasi ada warga yang meninggal dunia di rumah sakit, Senin (24/08).


Informasi ini cepat menyebar dan warga menginfokan melalui pengeras suara masjid dan mushola sekitar pukul 10.00 WIB. Warga juga cepat berkumpul di rumah duka, bahkan warga juga langsung menggali makam untuk persiapan pemakaman. 

Nanung Hermawan mendapatkan kabar ibunya meninggal dunia di rumah sakit. Tanpa berfikir panjang, pihak keluarga memberikan kabar ke sanak saudara dan para tetangga. Warga sekitar sudah bersiap-siap untuk menyambut kedatangan jenazah Harnanik wanita kelahiran 1967 dari Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Blitar. 

Putut, suami Harnanik segera meluncur ke rumah sakit untuk mengurus administrasi dan mendoakan sang istri. Sesampainya di rumah sakit, Putut ingin melihat wajah istrinya untuk terakhir kalinya, sehingga membuka penutup jenazah. Betapa kagetnya, wajah jenazah yang sempat didoakan nampak tirus berbeda dengan wajah istrinya.

"Ayah saya ke rumah sakit untuk mendoakan, lalu penasaran ingin melihat wajah ibu, saat dibuka ternyata wajahnya berbeda, bukan ibu saya," ungkap Nanung pada Kantor Berita RMOlJatim, Senin (24/08).

Kemudian, Putut suami Harnanik memeriksa di ruang isolasi, istrinya masih hidup. Putut kemudian memberikan kabar ke keluarga, bahwa istrinya masih hidup dan ada di ruang isolasi. 

Nanung menjelaskan, bahwa ibunya masuk ke rumah sakit karena stroke ringan seminggu yang lalu. Sejak lima hari ibunya masuk ruang isolasi rumah sakit, karena ada sesak nafas. Aturan dari rumah sakit, pihak keluarga sudah tidak diperbolehkan untuk menunggu pasien. Ini untuk mengantisipasi adanya penularan covid-19. 

Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Mardi Waluyo, dr Herya Putra membenarkan adanya salah informasi pasien yang meninggal. Kesalahan informasi ini dikarenakan orientasi tempat pasien di rawat. Apalagi saat mendapatkan pasien meninggal, petugas juga tidak dapat sembarangan masuk untuk memeriksa gelang pasien yang memuat nama, usia, dan alamat pasien. 

"Ada mis komunikasi antara petugas di administrasi dan di ruang isolasi, ini murni kesalahan kami, kami memohon maaf atas ketidak nyamanan ini," ungkap Herya melalui sambungan seluler.

Lanjut Herya, kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi. Pihaknya akan memperbaiki sistem komunikasi di dalam jajaran pegawai agar tidak terulang kembali. Ini sesuai degan permintaan pihak keluarga adanya perbaikan sistem komunikasi. Diketahui bahwa yang meninggal di ruang Isolasi RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar ini warga Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.