Gatot Nurmantyo Jadi Ketum PPP Bisa Dongkrak Elektabilitas Partai

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo/Net
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo/Net

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) butuh figur ketua umum untuk mendongkrak kembali citra dan elektabilitas partai.


Hal ini dissampaikan analis politik yang juga Direktur Mahara Leadership, Iwel Sastra dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (27/8).

"Eksistensi partai politik dengan iklim politik seperti Indonesia masih ditentukan oleh figur ketua umum. Inilah yang menyebabkan tokoh-tokoh partai seperti Megawati Soekarnoputri, Surya Paloh dan Prabowo Subianto tetap dipertahankan memimpin partai politik mereka," kata Iwel.

Iwel menanggapi pemberitaan dua tokoh nasional yaitu mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Politisi Gerindra Sandiaga Uno sangat potensial menjadi magnet publik, yang dapat mengantar PPP kembali bangkit sebagai parpol besar. Kalau tidak, PPP dikhawatirkan bak kapal tua yang sebentar lagi karam.

"Gatot Nurmantyo dan Sandiaga Uno memang bisa menjadi alternatif pilihan untuk memimpin partai berlambang kabah ini," lanjutnya.

Namun menurutnya, dari dua nama ini yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk memimpin PPP adalah Gatot Nurmantyo. Alasannya, untuk kepentingan pilpres, Sandiaga pernah keluar dari Partai Gerindra. Tidak lama setelah pilpres berakhir, Sandiaga kembali masuk Gerindra.

"Nah, kalau Sandiaga menjadi ketua umum PPP, maka Sandiaga harus kembali keluar dari Gerindra untuk pindah ke PPP. Ini tentu sangat tidak baik untuk citra dan reputasi politik Sandiaga," ujarnya.

Adapun Gatot Nurmantyo menjadi pilihan ideal dengan beberapa alasan. Pertama, mantan Panglima TNI itu saat ini tidak terikat dengan partai politik manapun, sehingga ini lebih memudahkan jalan Gatot untuk memimpin PPP. Kedua, Gatot dekat dengan berbagai kalangan umat Islam. Ini sudah menjadi modal besar dalam memimpin sebuah partai politik dengan basis massa Islam. Ketiga, Gatot sampai sekarang masih menjadi tokoh yang populer dan berpengaruh.

"Lepas dari analisis di atas tentu semua kembali kepada kader PPP, karena tokoh seperti Gatot Nurmantyo sepertinya tidak mungkin melamar menjadi ketua umum partai," tuturnya.

"Jadi kalau ada kader PPP yang merasa bahwa salah satu jalan untuk menyelamatkan partai dan kembali menaikan posisi PPP adalah dipimpin oleh ketua umum yang tepat, maka mereka harus segera mengusulkan hal tersebut dari bawah," demkian Iwel Sastra.