PT Darmi Bersaudara Optimistis Kinerja Bangkit di Triwulan III

Paparan kinerja perusahaan/RMOLJatim
Paparan kinerja perusahaan/RMOLJatim

PT Darmi Bersaudara Tbk (Perseroan) optimistis bisnis ekspor kayu kembali bangkit pada Triwulan III September ini. Perseroan juga yakin bisa menyelesaikan urusan hutang piutang dengan kreditur pasca polemik dengan PT Versailles Indomitra Utama (VIU) bergulir di meja hukum.


"Hal ini sebagai wujud pertanggung jawaban aspek keterbukaan informasi manajemen  Perseroan kepada otoritas pasar modal, pemegang saham, pemangku kepentingan dan masyarakat pada umumnya secara transparan," ungkap Coorporate Secretary Gazali Hasan didampingi Manajer Keuangan, Desandrian dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (18/9)

Dia menambahkan, pada awal tahun 2020, Perseroan berupaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga menargetkan untuk mencapai penjualan sebesar Rp 114 miliar dengan estimasi laba bersih Rp 7 miliar.

Namun dalam perjalanannya, di Indonesia mulai terdampak pandemi Covid-19 dan hal ini juga mempengaruhi India yang merupakan negara tujuan ekspor utama Perseroan.

"Pada tanggal 24 Maret 2020, India mulai memberlakukan lockdown sehingga Perseroan tidak dapat lagi melakukan ekspor ke sana," imbuhnya.

Kondisi ini, jelasnya, menyebabkan kinerja Perseroan terganggu karena pasar utama Perseroan menjadi tidak bisa diakses sehingga kehilangan mayoritas penjualan dan menyebabkan kinerja Perseroan mengalami penurunan signifikan.

Sebagaimana dapat dirujuk pada hasil Laporan Triwulan I 2020 yang pada saat itu mencatat penjualan sebesar Rp 24,32 miliar dengan membukukan laba bersih Rp 1,1 miliar.

Efek pandemi terlihat pada Laporan Triwulan II 2020 yang mencatatkan penjualan sebesar Rp 29,3 miliar dengan membukukan rugi bersih sebesar Rp 628,8 juta.

Kerugian ini disebabkan oleh biaya-biaya yang terus berjalan sementara penjualan menurun drastis sehingga Perseroan mulai mengalami kesulitan likuiditas pada periode Triwulan II 2020.

Dalam kesulitan likuiditas ini, tandas Gazali, Perseroan dengan itikad baik dan sungguh-sungguh memikirkan kelangsungan hidup para karyawannya, mengambil kebijakan untuk tidak memberlakukan pemutusan hubungan kerja maupun pemotongan gaji.

"Kami tetap mempertahankan main power yang kami punya selama ini, tidak ada PHK maupun pemotongan gaji," imbuhnya.

Namun pada saat yang bersamaan, portofolio pinjaman Perseroan mulai mengalami gangguan pembayaran. Walau demikian, Perseroan tetap berupaya untuk melakukan pembayaran dan negosiasi pembayaran kepada para kreditur.

"Antara lain restrukturisasi kepada para kreditur," tandasnya.

Di sisi yang lain, Perseroan juga tetap melakukan penagihan kepada para pembeli Perseroan di negara tujuan ekspor yaitu India dan Nepal.

"Pada saat lockdown, pemerintah India memberlakukan temporary suspendtion service (penundaan servis sementara) atau dalam pandangan kami pemberhentian terhadap pelayanan publik," jelasnya.

Sehingga kondisi lockdown menyebabkan transaksi ekspor mengalami gangguan. Gazali juga memberikan bukti lembar surat pernyataan yang diterbitkan oleh BNI pada 31 Maret 2020 bahwa kondisi yang terjadi pada ekspor memberi pengaruh luar biasa pada bisnis Perseroan.

"Tentunya dalam masa-masa lockdown itu Perseroan mengalami kesulitan karena berhentinya layanan pengiriman dokumen ekspor ke India," katanya lebih lanjut.

Dengan berjalannya waktu, Perseroan juga mengalami kasus hukum dari salah satu kreditur Perseroan yang terganggu pembayarannya sebagai akibat efek pandemik Covid-19 ini dengan nominal tuntutan sebesar Rp 1,270 miliar.

Dalam hal tuntutan kasus hukum ini Perseroan berupaya untuk melakukan perjanjian perdamaian namun belum menemui kesepakatan antara kedua belah pihak sehingga perkara hukum berlanjut hingga Perseroan ditetapkan oleh Pengadilan berada dalam keadaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Sementara.

Sebagai bagian dari ketaatan hukum, Perseroan beritikad baik dengan melakukan pembayaran sebesar Rp 650 juta.

"Perseroan berkomitmen sisa dari nilai yang diperkarakan akan diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Pengadilan," ungkap Gazali Hasan.

Dalam hal ini, Perseroan juga ingin meyakinkan para kreditur melalui press release ini bahwa Perseroan memiliki kemampuan bayar dan akan selalu menghormati semua perjanjian hutang-piutang antara Perseroan dengan para kreditur.

Guna mendukung komitmen tersebut, Gazali Hasan menyebutkan jika Perseroan yang selama ini bergerak dalam bidang kayu olahan tersebut, telah berupaya keras untuk memulihkan kinerja pada Triwulan III.

Sebagai ilustrasi, selama periode Triwulan I 2020 Perseroan mengapalkan 172 kontainer. Jumlah ini menurun drastis karena lockdown di India sehingga di Triwulan II hanya terkirim sebanyak 40 kontainer.

Namun di periode Juli- 18 September 2020, Perseroan telah berhasil  mengirimkan sebanyak 161 kontainer, dimana pencapaian ini terjadi pada masa Covid-19 yang masih terus berlangsung dengan segala pembatasan yang ada.

Upaya tersebut masih ditambah lagi dengan adanya rencana mengapalkan tambahan 53 kontainer.

Apabila seluruh rencana yang ada dapat direalisasikan, total pengapalan akan menjadi 214 kontainer, atau meningkat sebesar 24,4% dibandingkan dengan jumlah pengapalan di Triwulan I di masa sebelum pandemik Covid-19 melanda Indonesia.

Dampak dari pemulihan kinerja ekspor tersebut adalah penjualan Perseroan akan meningkat cukup signifikan per-September 2020 sehingga Perseroan memperkirakan akan kembali membukukan laba pada Triwulan III 2020.

"Perseroan pun berharap kondisi baik ini dapat terus berlangsung dan mendapat dukungan dari seluruh stakeholder," harapnya.

Sehingga, imbuh Gazali, Perseroan dapat terus fokus untuk meningkatkan kinerja dan bisa menutup tahun buku ini dengan hasil di atas target revisi yang telah disampaikan yaitu penjualan sebesar Rp 57,76 miliar dengan estimasi laba Rp 708 juta.

Perseroan memiliki harapan besar dengan adanya perbaikan kinerja ini karena Perseroan telah memperoleh dukungan penuh dari para supplier yang selama 20 tahun terakhir telah menjalin hubungan bisnis yang baik dan kondusif dengan Perseroan.

Para supplier juga telah menyampaikan kepercayaan penuh dan dukungan mereka kepada Perseroan dalam bentuk komitmen bahan baku setara 400 kontainer untuk dikapalkan di Triwulan IV 2020.

"Dengan demikian, kami yakin dan percaya bahwa Perseroan akan dapat terus tumbuh dan berkembang sambil tetap fokus untuk meningkatkan kualitas diri melalui pemenuhan GCG," jelasnya.

PT Darmi Bersaudara Tbk juga akan terus mengupayakan yang terbaik dalam memenuhi komitmen kepada otoritas, seluruh shareholders, kreditur, supplier dan para stakeholders lainnya.