Aksi demonstrasi penolakan penolakan UU Cipta Kerja yang berlangsung di depan Gedung Negara Grahadi Jalan Gubernur Suryo Surabaya pada Kamis (8/10), rupanya dimanfaatkan sebagian orang untuk melakukan pengrusakan.
Aksi vandalisme itu dilakukan dengan cara merusak beberapa fasilitas umum seperti bola-bola pelindung pedestrian, rambu-rambu, tempat sampah, pot-pot bunga, barrier dan juga ada CCTV yang mengalami kerusakan.
"Hasil dari pantauan kami lewat rekaman CCTV itu ada unsur kesengajaan. Jadi para pelaku ini mengambil CCTV sepertinya terencana. Karena memang terlihat di gambar itu pola pergerakan mereka," kata Kabag Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jum'at (9/10).
Meski begitu, Febri mengaku jika wajah pelaku pengrusakan CCTV itu dapat terekam jelas.
Maka dari itu, pihaknya pun langsung melaporkan data-data pelaku pengrusakan itu ke kepolisian.
"Alhamdulillah wajah dari pelaku CCTV itu dapat diketahui dan sudah kami sampaikan ke rekan-rekan kepolisian," ungkapnya.
Menurut dia, CCTV yang ada di Surabaya telah dilengkapi face recognition atau kamera yang mampu mengenali wajah seseorang.
Bahkan, kelebihan CCTV ini sudah terkoneksi dengan data kependudukan.
"CCTV di Surabaya ini sudah face recognition. Jadi kita sudah bisa tahu, sudah bisa kita analisis siapa itu pelakunya dari wajahnya. Dan data kependudukannya bisa diketahui juga," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kemeriahan Karnaval Budaya Tutup Rangkaian Munas VII APEKSI 2025 di Surabaya
- Hari Kedua Ladies Program APEKSI, Istri Kepala Daerah Antusias Belajar Meracik Rujak Cingur di Surabaya
- Dari Surabaya untuk Indonesia, Munas APEKSI 2025 Tegaskan Komitmen Pemerataan Pembangunan