Keterlibatan Remaja Dan Pelajar Di Demo Menolak UU Cipta Kerja Harus Diusut Tuntas

Sukowidodo
Sukowidodo

Keterlibatan pelajar dan remaja dalam demo menentang Undang-Undang Cipta kerja di beberapa daerah perlu mendapatkan perhatian yang serius. Keterlibatan mereka harus didalami dan diusut tuntas agar tidak terjadi lagi dalam aksinya serupa di kemudian hari.


Pengamat komunikasi politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Dr Suko Widodo mengaku secara logika tak bisa menerima jika para pelajar ikut aksi demo kemudian membikin keributan dengan sasaran tertentu.

Kalau secara logika tak mungkin anak-anak pelajar ikut demo besar-besaran kemudian menjadi pemicu pembuat keributan. Pasti ada yang mendriver,” kata Suko Widodo saat dikonfirmasi Jumat (9/10/2020).

Ketidaklaziman itu tentu sangat beralasan, mengingat anak-anak pelajar sejatinya tak mungkin berani berbuat seanarkis itu dengan memukuli mobil polisi hingga membakar mobil satpol PP. Sebab secara psikologis mereka kalah nyali dengan aparat polisi.

“Demo itu tak ada hubungan dengan polisi tapi dengan UU. Tapi kenapa yang jadi sasaran kekecewaan kok aparat polisi dan sarana prasarananya. Saya kira ini perlu dicari akar persoalannya biar tidak semakin berkembang di kemudian hari,” pinta Suko.

Kemarahan massif para pelajar dalam aksi menolak UU Cipta Kerja itu saat ini tengah didalami aparat kepolisian. “Tapi saya berharap ada Tim Pencari Fakta Independen untuk dapat menemukan validitas siapa dibalik aksi anarkis pelajar tersebut,” terang akademisi murah senyum ini.

Menurut Suko, penolakan masyarakat terhadap UU Omnibus Law atau populer dengan sebutan UU Cipta Kerja merupakan hal yang sangat wajar. Pasalnya, dalam kondisi krusial seperti sekarang pemerintah bersama DPR terkesan memaksakan pengesahan UU yang masih menjadi debatibel di publik.

“Pemerintah harusnya sadar akan ruang komunikasi yang agak terhambat di era pandemi Covid-19. Dialog yang adil di kalangan akademisi juga masih pro dan kontra dengan UU ini sehingga tak perlu tergesa-gesa disahkan,” sindirnya.