Ketua MUI Purwakarta Ajak Masyarakat Dukung Program Vaksinasi Covid-19

 KH John Dien/RMOLJabar
KH John Dien/RMOLJabar

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purwakarta, Kiai Haji Jhon Dien, mengajak masyarakat mendukung program vaksinasi Covid-19 yang akan dilakukan pada 14 Januari 2021 mendatang dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak jelas.


Ia juga meminta masyarakat menjadikan pernyataan resmi dari lembaga terkait sebagi rujukan. , Kiai Haji Jhon Dien meyakini pemerintah telah melibatkan berbagai organisasi keagamaan dan memastikan informasi yang cukup tentang vaksin Covid-19, termasuk soal kehalalannya.

"Kami harap masyarakat jangan mudah terprovokasi ataupun percaya dengan isu yang sumbernya saja belum jelas," ungkap Kiai Jhon Dien, melalui selulernya, Senin (11/1).

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak takut dengan vaksinasi Covid-19 dan mendukung pemerintah dalam penanganan pandemi melalui vaksinasi.

"Kalau keabsahan dan keamanannya dan bisa dipertanggungjawabkan dan sudah terjamin itu untuk pencegahan serta tidak membahayakan, vaksinasi covid-19 yang akan dilakukan pemerintah harus didukung dan masyarakat tidak usah takut divaksin," tuturnya.

Kiai karismatik itu juga menambahkan jika memang hanya vaksinasi yang bisa memutus pandemi Covid-19, maka dia mengimbau kepada masyarakat agar bisa menerima divaksin. Ia memastikan mendukung upaya pemerintah untuk vaksinasi, apalagi produk vaksin yang digunakan nanti bisa dijamin kehalalannya. "Kami berharap masyarakat bisa membantu pemerintah dalam menyukseskan vaksinasi, agar pandemi yang sudah lama ini bisa segera diatasi.

Kiai Jhon Dien menilai hal tersebut juga sebagai bentuk ikhtiar atau upaya agar terbebas dari Virus Covid-19, sehingga pandemi Covid-19 di kabupaten Purwakarta, umumnya Indonesia dapat segera berakhir. "Jadikan Vaksin ini sebagai ikhtiar untuk mencegah, bahkan mengobati penyakit," ucapnya.

Karena itu, tambah dia, berbagai riset untuk mencari vaksin harus didukung, hal itu pada dasarnya sejalan dengan apa yang diajarkan Rasulullah. "Kata rosul, likulli da’in dawaa’ atau setiap penyakit pasti ada obatnya Namun obat harus diupayakan dan dicari, tidak datang dengan sendirinya. Bismillah, semoga ini menjadi pemberheti ataupun untuk mengakhiri pandemi covid-19 ini," kata Kiai Jhon Dhien.

Diketahui, video tiktokan penolakan suntik vaksin dengan backsound Presiden RI, Joko Widodo yang dilakukan para tenaga kesehatan di RSUD Bayu Asih Purwakarta yang sempat viral itu menuai berbagai tanggapan.

Kiai Jhon Dien juga mengatakan, tekhnologi apapun memiliki dua sisi mata pisau yang saling berlawanan yaitu positif dan negatif. Begitu pula dengan internet dan sosial media. 

"Media sosial seperti sesuatu yang enggak bisa lepas dari keseharian kita dan itu tidak bisa di larang," ujarnya.

Bahkan, lanjut dia, banyak anak muda maupun tua yang memiliki lebih dari satu akun medsos, seperti Facebook, Instagram, Twitter, Path, YouTube, juga Snapchat dan lain sebagainya. 

"Hampir semua orang saat ini mengenal dan menggunakan media sosial. Media ini sangat besar manfaatnya untuk peradaban manusia, terutama untuk komunikasi. Informasi apapun bisa diketahui oleh siapa pun di belahan dunia mana pun dalam waktu sekejap," ucapnya.

Menurutnya, sekalipun media sosial memiliki banyak manfaat, hal ini bukan berati tidak mengandung mudharat sedikitpun. "Ketahuilah bahwa setiap orang wajib menjaga lisan dan perbuatannya kecuali untuk hal-hal yang bermanfaat," tuturnya.

Ia menjelaskan, apabila dirasa ucapan ataupun perbuatan tersebut posisinya masih ambigu, maksudnya tidak ada kepastian apakah mengandung manfaat atau mudharat, maka lebih baik ditinggalkan. 

"Sebab terkadang ucapan ataupun perbuatan yang diperbolehkan bisa berubah status hukumnya menjadi haram atau makruh," ucapnya.

Kiai juga berpesan, kehidupan ini penuh dengan pilihan antara yang baik dan buruk, antara maslahat dan mudharat. Sama halnya dengan bermedia sosial. 

"Jadi sebaiknya kita harus pintar-pintar dalam bermedia sosial, kalau dirasa bakal merugikan kita ataupun orang lain ya jangan dilakukan kerena itu bakal menjadi mudharat. Mari bijak dalam memanfaatkan medsos, jangan sampai gara-gara medsos kita rugi, bahaya ataupun hancur," demikian KH Jhon Dien dilansir dari Kantor Berita RMOLJabar.