Ada Upaya Kudeta, Kuswanto: Rencana Mereka Patah Karena Kader Solid Dukung AHY

Ketua Komisi D DRPD Jatim, Kuswanto/Ist
Ketua Komisi D DRPD Jatim, Kuswanto/Ist

Isu “kudeta” terhadap Partai Demokrat yang membuat gaduh di Tanah Air membuat sejumlah kader di Tanah Air bersuara, dengan mendeklarasikan diri dan mengaku setia pada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum (Ketum).


Gerakan “obok-obok” Partai Demokrat ini pun nyaris melupakan sejenak persoalan Covid-19 dan bencana yang melanda negeri ini. Yang menjadi pertanyaan, ada apa dengan Partai Demokrat, hingga harus dibidik untuk “dikudeta” ?. 

Kader Demokrat yang juga berlatar belakang seorang Dosen, Kuswanto mengulas kejadian "kudeta" ini sebagai kaitan menghadapi 2024.  

Politisi bergelar Doktor bidang Hukum Politik lulusan Universitas Airlangga ini membeberkan, jika seseorang yang sangat berambisi maju dalam kontestasi pilpres 2024, haruslah memiliki kendaraan partai yang mumpuni.

Menurutnya, untuk memenuhi syarat jumlah prosentase kursi untuk bisa maju sebagai calon presiden tidaklah mudah, terlebih bukan dari kader partai. 

“Mau mendirikan sebuah parpol baru untuk mengusungnya sebagai capres butuh waktu, tenaga, energi dan modal besar untuk mewujudkan mimpi itu. Maka yang paling gampang adalah menguasai partai besar yang matang dan sudah dikenal rakyat,” kata Kuswanto pada Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (4/2). 

Lantas Kenapa harus Demokrat ?Kuswanto mengatakan, Demokrat pernah menjadi partai pemenang pemilu sehingga apapun dan siapapun yang mengelola partai berlogo Mercy ini  pasti menargetkan menjadi 3 besar bahkan menjadi pemenang pemilu. 

“Ini bukan slogan atau sebuah mimpi, karena Partai Demokrat sudah pernah  menjadi partai pemenang pemilu," ujarnya.

Terlebih, lanjut Kuswanto, saat ini pemilihnya sama dengan pemilih saat itu.   Hanya saja Partai Demokrat butuh kembali mengola dan mengembalikan kepercayaan seperti saat itu. 

"Kondisi Ini tidak terlalu sulit bila strategi pemenangannya tepat. Apalagi orang tersebut yakin dia bisa melakukannya," lanjutnya.

Dosen Undar Jombang ini memaparkan, posisi Demokrat yang saat ini menjadi penyeimbang pemerintah yang berkuasa diyakini masih punya peluang besar untuk mengusung kader terbaiknya menjadi Presiden dan Wakil Presiden.

"Tentunya popularitas Partai Demokrat menjadi suatu kekuatan tersendiri yang bisa dijadikan modal dalam kontestasi pemilu. Tinggal meningkatkan elektabilitasnya. Jadi kenapa harus di Kudeta. Karena siapapun yang bisa menguasai Partai Demokrat dan punya syahwat untuk ikut kontestasi menjadi pemimpin republik ini,” paparnya.

“Maka uraian saya diatas cukup menjadi alasan bahwa menguasai Partai Demokrat adalah sebuah modal awal dan modal besar untuk melangkah ikut kontestasi calon Presiden. Dan Biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih murah bila dibandingkan kalau membentuk partai baru yang belum tentu mendapat respon positif dari masyarakat pemilih atau gambling dengan mengembangkan partai yang sudah ada, namun belum lolos Parlementary Threshold yang hasilnya juga belum tentu berkembang dengan baik. Jadi apapun alasannya tentu Partai Demokrat lebih menarik dan mempesona untuk dikuasai," beber Kuswanto.

Disisi lain, Pria yang juga Ketua Komisi D DPRD Jatim ini mengatakan, bagi pemegang kekuasaan yang saat ini merupakan periode terakhir jabatannya, tentunya sudah mulai menata calon penggantinya  yang diambil dari partai koalisi yang berjasa mengusung dan mendukung saat pemilu lalu .

"Jadi cukup jelas bila Partai Demokrat dibiarkan besar dan menggelinding dengan mulus menuju 2024 tentunya Partai Demokrat sangat layak menjadi saingan bahkan hambatan serta sandungan untuk memuluskan suksesi yg telah dipersiapkan," katanya lebih dalam.

Namun bagi Kuswanto, sebagai kader militan di Partai Demokrat, ia justru melihat inilah saat tepat untuk meneropong soliditas para kader, melihat militansinya untuk meyakinkan, bahwa orang orang yang ada ditubuh Demokrat adalah yang memang ingin berjihad untuk kebesaran Demokrat dan rakyat Indonesia. 

“Semua rencana dan strategi yang mereka lakukan terpatahkan karena kader disemua tingkatan masih solid mendukung AHY, bahkan semua berkeyakinan bahwa Partai  Demokrat akan mengulang masa kejayaan sebagai pemenang pemilu dalam komando AHY," tandas Kuswanto.