Pupuk Subsidi Langka, Joman Tuntut Mentan Mundur

Ketua DPD Joman Jatim, Arief Choiri/RMOLJatim
Ketua DPD Joman Jatim, Arief Choiri/RMOLJatim

Pendistribusian pupuk subsidi dari pabrik hingga saat ini masih mengalami banyak penyimpangan sehingga mengakibatkan seringnya terjadi kelangkaan pupuk.


Hal tersebut dikatakan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jokowi Mania (Joman) Jawa Timur. 

“Para oknum atau mafia dari distributor pupuk mencoba memainkan harga, dengan menjual pupuk subsidi di pasar pupuk non subsidi, ini menjerat petani, “ kata Ketua DPD Joman Jatim, Arief Choiri, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (8/2).

Ia mengatakan  selisih harga pupuk non subsidi yang harganya dua kali dari harga pupuk subsidi di pasar, menyebabkan banyaknya mafia pupuk yang bermain di pendistribusian pupuk. 

“Sebagai contoh, pupuk subsidi Phonska yang harganya sekitar Rp 2.500 per kilogram, maka harga non subsidinya bisa di atas Rp 5.000 per kilogram. Bisa dibayangkan berapa keuntungan yang diperoleh mafia pupuk bila mereka menjual pupuk subsidi di pasar pupuk non subsidi (pasar gelap), “tambahnya. 

Selain itu, masalah biaya distribusi patut menjadi sorotan, yaitu biaya penyimpanan di gudang distributor. 

Menurut Arief, saat ini banyak gudang distributor hanya sebagai formalitas saja karena dalam kenyataannya, pupuk subsidi dikirim langsung dari gudang penyangga atau gudang produsen Pupuk.

“Ke kios-kios tanpa melalui  gudang distributor. Bisa dibayangkan berapa biaya distribusi yang diselewengkan oleh mafia pupuk,”ujar Arief

Dikatakannya, dari distribusi pupuk tersebut, oknum distributor nakal mengambil keuntungan pribadi cukup banyak. Pertama biaya transport dari gudang penyangga ke gudang distributor dan kedua adalah biaya penyimpanan di gudang distributor.

“Dari dua komponen harga tersebut saja, berapa biaya yang seharusnya bisa dihilangkan, namun tidak pernah dilakukan, dan terpaksa dimunculkan untuk keuntungan "pribadi" mafia pupuk,“tegasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer, meminta agar Menteri Pertanian (Mentan) mundur dari jabatannya. Dia mengatakan, akan melaporkan Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) ke KPK.

Menurutnya, pelaporan tersebut terkait dengan dugaan korupsi pupuk di lingkaran Mentan.

“Pejabat yang korup di Kementan banyak bandit-bandit koruptor semua dan akan kita laporkan ke KPK,” tegasnya pada salah satu media di Jakarta, Rabu (3/2).

Karena itu, sebelum Mentan ditangkap KPK, pria yang akrab dipanggil Noel itu meminta terlebih dahulu agar SYL mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri.

Pasalnya, kata dia, sampai detik ini persoalan pupuk belum selesai ditangani oleh Menteri. “Sebelum ditangkap KPK, sebelumnya kita meminta Mentan Yasin Limpo mengundurkan diri,” tegasnya lagi.